Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olimpiade Tokyo 2020: Cerita di Balik Karya Seni Raksasa di Sawah Jepang

Kompas.com - 02/08/2021, 05:52 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

TOKYO, KOMPAS.com - Dari tanah, tidak banyak yang membedakan batang padi di ladang sawah Jepang. Karya seni raksasa ini, hanya terlihat dari atas yang ternyata dibuat untuk menyambut kemeriahan Olimpiade Tokyo 2020.

Instalasi besar dan hidup ini menampilkan gambar Jepang yang ikonik.

Digambarkan sesuai cetakan balok kayu Katsushika Hokusai, seni ini memperlihatkan ombak tinggi Jepang yang terkenal, Gunung Fuji. Digabung dengan gambar aktor Kabuki dengan cat wajah yang mencolok, mirip dengan yang ditampilkan pada upacara pembukaan Olimpiade.

Baca juga: Pakai Kondom untuk Bertanding, Peraih Medali Emas Olimpiade Tokyo Ini Ungkap Ceritanya

Gambar-gambar tersebut merupakan bagian dari tradisi tahunan yang dimulai oleh kota Gyoda di Saitama, utara Tokyo, pada 2008 dalam upaya untuk mendatangkan turis.

Pada 2015, mereka bahkan meraih Guinness World Record untuk menciptakan karya seni sawah terbesar di dunia: 28.000 meter persegi.

Setiap tahun, sebuah komite muncul dengan desain baru. Ratusan sukarelawan menanam varietas padi dengan warna berbeda, untuk menghasilkan gambar spektakuler yang dapat dilihat dari observatorium terdekat.

Sebuah desain dipilih di awal tahun, dengan penanaman dilakukan sekitar Mei. Pada 2019, tema yang dipilih memperingati Piala Dunia Rugbi, yang diselenggarakan oleh Jepang.

Gambar tahun ini dimaksudkan untuk menyoroti warisan budaya Jepang, dengan asumsi bahwa kerumunan pengunjung asing akan berada di negara itu untuk Olimpiade.

"Kami ingin menunjukkan seni Jepang Ukiyoe (cetakan balok kayu) dan Kabuki (teater) di sawah, yang juga merupakan bagian penting dari budaya Jepang," kata pejabat kota Gyoda Shuhei Tagashira kepada AFP pada Sabtu (31/7/2021).

"Kami ingin mempersembahkan Jepang kepada dunia."

Baca juga: An San, Pemanah Korea Selatan di Olimpiade Tokyo, Berjuang Lawan Seksisme Negaranya Sendiri

Sayangnya, harapan itu tidak berjalan sesuai harapan itu. Pandemi membuat penonton asing dilarang hadir, sebagian besar acara Games bahkan berlangsung tanpa seorang penonton domestik pun yang diizinkan berada di tribun.

Namun pada Jumat (30/7/2021), masih ada orang yang terlihat melihat pemandangan dari observatorium setinggi 50 meter, yang menawarkan pemandangan untuk karya tersebut dari tempat tinggi.

"Ini jauh lebih dinamis daripada yang saya harapkan," kata pengunjung berusia 23 tahun Kiyo Hoshino kepada AFP.

"Saya menduga akan lebih sederhana. Tetapi desainnya ternyata lebih rumit dan dalam skala yang sangat besar. Saya terkesan bahwa seninya sangat indah."

Mempertahankan bagian itu membutuhkan kerja keras, dan pada Jumat (30/7/2021) hampir selusin pejabat dari departemen pertanian kota menyiangi ladang. Mereka mondar-mandir di area yang luas dengan sepatu bot karet dan bersenjatakan sabit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com