Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Kompas.com - 21/05/2024, 16:01 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

FUJIKAWAGUCHIKO, KOMPAS.com - Warga Kota Fujikawaguchiko di Jepang pada Selasa (21/5/2024) memasang penghalang pemandangan Gunung Fuji karena kesal dengan ulah turis.

Para penduduk muak dengan para turis asing yang membuang sampah sembarangan, masuk wilayah tanpa izin, dan melanggar aturan lalu lintas demi memotret Gunung Fuji yang terkenal dan mengunggahnya ke media sosial.

Pada Selasa pagi, pekerja setempat selesai memasang jaring hitam berukuran 2,5x20 meter ke tiang-tiang logam di sepanjang trotoar depan toko Lawson.

Baca juga: Kurir Antarkan Pesanan Piza ke Puncak Gunung Fuji, Ongkirnya Rp 4,3 Juta

Lokasi itu sebelumnya menjadi tempat populer untuk memotret Gunung Fuji yang tertutup salju dan menjulang di belakang toko sehingga menghasilkan foto ikonik.

Ilustrasi spot foto Gunung Fuji di Jepang.Dok. Shutterstock/EL BANCO04 Ilustrasi spot foto Gunung Fuji di Jepang.
Kota Fujikawaguchiko sebenarnya menerima masuknya wisatawan, tetapi mereka mulai kesal dengan orang-orang yang menyeberang tanpa henti, melanggar lampu merah, parkir sembarangan, bahkan merokok di area terlarang.

“Sangat disayangkan kami harus melakukan ini karena beberapa wisatawan tidak menaati tata tertib,” kata seorang pejabat kota kepada wartawan AFP pada April 2024.

Ia mengungkapkan, rambu lalu lintas dan peringatan dari penjaga keamanan tidak membuat situasi menjadi lebih baik.

Pemasangan penghalang juga ditujukan untuk membantu klinik gigi di dekatnya yang sering dijadikan lahan parkir tanpa izin dan atapnya pernah dinaiki turis untuk memotret.

Adapun rencana pemasangan penghalang sempat tertunda karena bahan yang kurang tepat, sehingga beberapa turis masih sempat memotret Gunung Fuji.

Baca juga: Tak Diduga, Awan di Sekitar Gunung Fuji Jepang Mengandung Mikroplastik

Jumlah wisatawan asing di Jepang mencapai rekor tertinggi. Dalam sebulan mencapai lebih dari tiga juta untuk kali pertama pada Maret, kemudian terulang lagi bulan berikutnya.

Namun, seperti tempat-tempat wisata lainnya seperti Venesia—yang baru-baru ini menguji coba biaya masuk bagi pengunjung harian—kedatangan para turis tidak disambut baik semua orang.

Musim panas ini, pendaki yang menggunakan rute terpopuler di Gunung Fuji akan dikenakan biaya 2.000 yen (Rp 205.000) per orang. Jumlah tiket dibatasi maksimal 4.000 untuk mengurangi kepadatan pengunjung.

Setelah pendakian malam sekitar delapan jam, para pendaki mulai menuruni Gunung Fuji. Pendaki bisa memilih empat jalur pendakian, yang masing-masing memberikan nuansa berbeda.KOMPAS/AHMAD ARIF Setelah pendakian malam sekitar delapan jam, para pendaki mulai menuruni Gunung Fuji. Pendaki bisa memilih empat jalur pendakian, yang masing-masing memberikan nuansa berbeda.
Gunung Fuji tertutup salju hampir sepanjang tahun, tetapi selama musim pendakian pada Juli-September lebih dari 220.000 pengunjung mendaki lerengnya yang curam dan berbatu.

Banyak yang mendaki saat malam agar dapat melihat matahari terbit, ada pula yang berusaha mencapai puncak setinggi 3.776 meter tanpa istirahat sehingga sakit atau terluka.

Baca juga: 31 Juli dalam Sejarah: Gunung Fuji Meletus untuk Pertama Kalinya pada 781 SM

Otoritas setempat pun khawatir dengan keselamatan orang dan lingkungan hidup terkait padatnya pengunjung di gunung berapi aktif tersebut, yang merupakan simbol Jepang dan tempat ziarah yang dulunya damai.

Para warga di dekat tempat foto populer lainnya di area itu, termasuk Fuji Dream Bridge, juga mengeluhkan overtourism (kelebihan pengunjung) dalam beberapa pekan terakhir.

Salah satu operator tur perjalanan sehari dari Tokyo ke Gunung Fuji mengatakan kepada AFP, mereka kini membawa pengunjung ke toko Lawson lain di dekatnya dengan pemandangan serupa dan penduduk sekitar lebih sedikit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com