Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Olimpiade Tokyo 2020: Cerita di Balik Karya Seni Raksasa di Sawah Jepang

TOKYO, KOMPAS.com - Dari tanah, tidak banyak yang membedakan batang padi di ladang sawah Jepang. Karya seni raksasa ini, hanya terlihat dari atas yang ternyata dibuat untuk menyambut kemeriahan Olimpiade Tokyo 2020.

Instalasi besar dan hidup ini menampilkan gambar Jepang yang ikonik.

Digambarkan sesuai cetakan balok kayu Katsushika Hokusai, seni ini memperlihatkan ombak tinggi Jepang yang terkenal, Gunung Fuji. Digabung dengan gambar aktor Kabuki dengan cat wajah yang mencolok, mirip dengan yang ditampilkan pada upacara pembukaan Olimpiade.

Gambar-gambar tersebut merupakan bagian dari tradisi tahunan yang dimulai oleh kota Gyoda di Saitama, utara Tokyo, pada 2008 dalam upaya untuk mendatangkan turis.

Pada 2015, mereka bahkan meraih Guinness World Record untuk menciptakan karya seni sawah terbesar di dunia: 28.000 meter persegi.

Setiap tahun, sebuah komite muncul dengan desain baru. Ratusan sukarelawan menanam varietas padi dengan warna berbeda, untuk menghasilkan gambar spektakuler yang dapat dilihat dari observatorium terdekat.

Sebuah desain dipilih di awal tahun, dengan penanaman dilakukan sekitar Mei. Pada 2019, tema yang dipilih memperingati Piala Dunia Rugbi, yang diselenggarakan oleh Jepang.

Gambar tahun ini dimaksudkan untuk menyoroti warisan budaya Jepang, dengan asumsi bahwa kerumunan pengunjung asing akan berada di negara itu untuk Olimpiade.

"Kami ingin menunjukkan seni Jepang Ukiyoe (cetakan balok kayu) dan Kabuki (teater) di sawah, yang juga merupakan bagian penting dari budaya Jepang," kata pejabat kota Gyoda Shuhei Tagashira kepada AFP pada Sabtu (31/7/2021).

"Kami ingin mempersembahkan Jepang kepada dunia."

Sayangnya, harapan itu tidak berjalan sesuai harapan itu. Pandemi membuat penonton asing dilarang hadir, sebagian besar acara Games bahkan berlangsung tanpa seorang penonton domestik pun yang diizinkan berada di tribun.

Namun pada Jumat (30/7/2021), masih ada orang yang terlihat melihat pemandangan dari observatorium setinggi 50 meter, yang menawarkan pemandangan untuk karya tersebut dari tempat tinggi.

"Ini jauh lebih dinamis daripada yang saya harapkan," kata pengunjung berusia 23 tahun Kiyo Hoshino kepada AFP.

"Saya menduga akan lebih sederhana. Tetapi desainnya ternyata lebih rumit dan dalam skala yang sangat besar. Saya terkesan bahwa seninya sangat indah."

Mempertahankan bagian itu membutuhkan kerja keras, dan pada Jumat (30/7/2021) hampir selusin pejabat dari departemen pertanian kota menyiangi ladang. Mereka mondar-mandir di area yang luas dengan sepatu bot karet dan bersenjatakan sabit.

Pekerjaan ini penting untuk menghentikan warna-warna yang berbeda, agar tidak saling bercampur atau menjadi keruh oleh tanaman lain.

"Bisakah Anda melihat tanaman hijau yang tinggi? Itu bukan padi, (tapi) rumput liar," teriak pejabat kota Shuhei Tagashira saat rekan kerjanya berjuang di ladang berlumpur.

Proyek ini juga dirancang untuk menyatukan masyarakat dan mempromosikan minat bertani Jepang.

Dalam kondisi biasa tanpa pandemi, sekitar 1.000 orang terlibat dalam tugas kompleks menanam varietas padi yang tepat di tempat yang tepat untuk menghasilkan karya seni seperti ini.

Mereka termasuk sukarelawan dengan pengalaman bertani, dan mereka yang tidak memiliki latar belakang pertanian, termasuk anak-anak setempat.

Namun pandemi memaksa penyelenggara untuk memangkas angkanya hingga setengah. Tapi orang-orang diharap masih memiliki kesempatan lain untuk terlibat, ketika padi dipanen pada Oktober.

Dan semua orang yang mengerjakan karya seni raksasa ini akan mendapat hadiah terima kasih di akhir, yakni berupa dua kilogram beras di akhir November.

https://www.kompas.com/global/read/2021/08/02/055207770/olimpiade-tokyo-2020-cerita-di-balik-karya-seni-raksasa-di-sawah-jepang

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke