Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamas dan PBB Gagal Bicarakan Masalah Kemanusiaan di Jalur Gaza

Kompas.com - 22/06/2021, 20:41 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

GAZA, KOMPAS.com - Pembicaraan Hamas dengan PBB terkait situasi kemanusiaan di Jalur Gaza yang dilanda perang antara Palestina dan Israel, gagal.

"Ini pertemun yang buruk dan benar-benar negatif," ujar pemimpin Hamas Yahya Sinwar pada Senin (21/6/2021).

"Pertemuan dengan delegasi PBB itu menyeluruh dan mereka mendengarkan kami. Sayangnya, tidak ada indikasi untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza," jelas Sinwar seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Selasa (22/6/2021).

Baca juga: Israel Akhirnya Buka Ekspor Terbatas untuk Produk Pertanian dari Jalur Gaza

Sinwar membuat pernyataan itu dalam jumpa pers setelah pertemuan di Kota Gaza dengan delegasi senior PBB, termasuk koordinator khusus PBB untuk Proses Perdamaiaan Timur Tengah, Tor Wennesland.

Sinwar juga menuduh Israel "memeras faksi-faksi Palestina, termasuk Hamas", sehubungan dengan penyelesaian situasi kemanusiaan di Jalur Gaza.

Perkembangan terakhir itu terjadi kurang dari sebulan setelah Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata yang mengakhiri serangan 11 hari Israel di Jalur Gaza pada 21 Mei.

Serangan Israel menewaskan sedikitnya 257 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak. Sedangkan, 13 orang tewas di Israel, termasuk 2 anak-anak.

Serangan Israel juga menghancurkan 1.148 unit perumahan dan komersial di Gaza dan 15.000 bangunan lainnya rusak, membuat lebih dari 100.000 warga sipil mengungsi di sekolah-sekolah yang dikelola PBB dan komunitas tuan rumah lainnya.

Baca juga: Selang Sehari, Israel Kembali Gempur Jalur Gaza

Ancaman eskalasi

Media Israel melaporkan bahwa Sinwar mengancam eskalasi ketegangan dengan Israel, jika tidak mengizinkan Qatar untuk mentransfer dana 30 juta dollar AS (Rp 432,7 miliar) ke Jalur Gaza untuk membantu membayar gaji.

Qatar, dalam beberapa tahun terakhir, telah mendistribusikan ratusan juta dolar tunai untuk memungkinkan Hamas, yang memerintah Gaza, membayar bahan bakar untuk pembangkit listrik di Jalur Gaza, gaji pegawai negeri, dan memberikan bantuan kepada puluhan ribu keluarga miskin.

Pada awal Juni, Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani mengatakan pada konferensi keuangan di St Petersburg bahwa negara Teluk yang kaya minyak itu telah menginvestasikan sekitar 1,4 miliar dollar AS (Rp 20,2 triliun) di Gaza sejak 2012.

Baca juga: Ketegangan Meningkat Setelah Serangan Udara Israel Gempur Gaza

Kehilangan pekerjaan

Ketika perusahaan Pepsi Gaza terpaksa menghentikan operasi karena pembatasan impor oleh Israel selama 11 hari perang, membuat ratusan pegawai kehilangan pekerjaan, menurut pemilik perusahaan.

Baru pada Senin (21/6/2021) Israel mengizinkan dimulainya kembali ekspor secara terbatas dari Gaza.

Namun pihaknya tetap memberlakukan langkah-langkah pengetatan pada impor bahan mentah, termasuk gas karbon dioksida dan sirup yang dibutuhkan pabrik perusahaan untuk memproduksi minuman ringan, kata Hamam al-Yazeji dari Pepsi Gaza.

“Kemarin, kami benar-benar kehabisan bahan baku, dan sayangnya kami harus menutup pabrik, memulangkan 250 pekerja,” kata Yazeji.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com