KOMPAS.com - Lahir dengan nama Emmanuel Jean-Michel Frédéric Macron pada 21 Desember 1977, pria yang menjabat sebagai presiden Perancis ini punya karier politik yang moncer.
Macron, yang dulunya pernah jadi bankir investor Perancis, pada 2014 melesat menjadi Menteri Ekonomi, Pembaruan Industri dan Urusan Digital di era Presiden Francois Hollande.
Pada Pilpres Perancis 2017, Macron, yang saat itu masih berusia 39 tahun, berhasil memenangkan pemilu.
Menjadikannya presiden termuda dalam sejarah "Negeri Anggur".
Baca juga: Ditampar saat Tur Nasional, Begini Reaksi Presiden Perancis
Tapi, Macron seolah dilahirkan untuk menjadi kontroversi. Pria yang juga menjadi ex-officio Pangeran Andorra ini berkali-kali menggegerkan dunia.
Sikap dan pernyataannya kadang amat kontroversial. Kritikan pedas pun tak henti-hentinya datang.
Mulutmu, harimaumu. Inilah beberapa ucapan "legendaris" Macron yang membuatnya tak hanya masuk dalam jajaran presiden termuda, tapi juga berpotensi masuk dalam jajaran presiden paling kontroversial.
Baca juga: Piagam Ekstremis Besutan Presiden Perancis Ditolak 3 Kelompok Muslim
Macron sempat memberi komentar pasca-guru sejarah di Perancis dipenggal karena menampilkan karikatur Nabi Muhammad.
Dalam Islam, memuat gambar nabi memang dilarang. Tapi toh Macron menyatakan bahwa guru itu sedang "mengajarkan kebebasan berekspresi dan kepercayaan."
Boikot produk asal Perancis pun merebak menyusul ucapan kontroversial Macron ini.
Baca juga: Guru Dipenggal karena Tunjukkan Karikatur Nabi Muhammad, Ini Kata Presiden Perancis
Oknum yang mengatasnamakan Islam, sejak 2012, sering lakukan aksi penyerangan. Inilah yang membuat Macron menyerukan akan mereformasi praktik Islam di Perancis.
Dana komunitas Muslim akan dibatasi, 50 asosialsi muslim di Perancis juga akan dibubarkan.
Karena Islam adalah agama kedua terbesar di Perancis, tak ayal rencana ini memicu banyak kritik.
Baca juga: Dianggap Menghina Islam, Presiden Perancis Dikecam Umat Kristen di Arab
Sebut Islam berada dalam krisis
"Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia saat ini, kami tidak hanya melihat ini di negara kami," ucap Macron.