Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Piagam Ekstremis Besutan Presiden Perancis Ditolak 3 Kelompok Muslim

Kompas.com - 21/01/2021, 19:10 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com - Tiga kelompok Muslim pada Rabu (20/1/2021) menolak piagam ekstremis yang diinisiasi oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron pejabat Perancis, setelah serangkaian serangan ekstremis.

Dalam piagam itu berisi pelarangan "menginstrumenkan" Islam untuk tujuan politik serta menegaskan kesetaraan antara pria dan wanita.

Selain itu, mengkritik praktik tindakan sunat perempuan, nikah paksa, atau "sertifikat keperawanan" untuk pengantin wanita.

Dewan Kepercayaan Muslim Prancis (CFCM), sebuah badan yang dibentuk hampir 20 tahun lalu
untuk memungkinkan dialog antara pemerintah dan komunitas Muslim, secara luas menyambut piagam tersebut.

Baca juga: Perancis Tuduh Iran Kembangkan Senjata Nuklir, Ini Jawaban Teheran

DFCM adalah 5 dari 8 federasi yang menandatangani piagam itu pada Minggu (17/1/2021).

Namun, 3 kelompok lainnya mengatakan pada Rabu (20/1/2021) bahwa mereka tidak dapat bergabung dengan rekan mereka, seperti yang dilansr dari AFP pada Rabu (20/1/2021). 

"Kami percaya bahwa bagian dan rumusan tertentu dalam teks yang dikirimkan kemungkinan akan melemahkan ikatan kepercayaan antara Muslim Perancis dan bangsa," kata 3 kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

"Lebih jauh, beberapa pernyataan merugikan kehormatan umat Islam, dengan nada menuduh dan meminggirkan," ujarnya.

Baca juga: Macron Puji Piagam Muslim Perancis untuk Lawan Ekstremisme

Macron telah mencela promosi "Islam politik" di Perancis pada November tahun lalu setelah seorang guru dipenggal di luar sekolahnya.

Guru itu telah menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya sebagai bagian dari pelajaran kebebasan berbicara.

Serangan itu memicu tindakan keras terhadap masjid ekstremis dan asosiasi Islamis, bersama dengan pertahanan kuat sekularisme Perancis.

Macron mengatakan pada pekan ini bahwa piagam tersebut menawarkan "klarifikasi tentang bagaimana komunitas Muslim diorganisir".

Baca juga: Presiden Macron Galang Dukungan Kabinet untuk RUU Anti-Separatime Perancis

Ini juga akan memberikan kerangka kerja bagi Dewan Nasional Imam baru yang akan bertanggung jawab untuk memeriksa para imam yang berpraktik di negara tersebut.

Tiga kelompok, dua di antaranya adalah organisasi Perancis-Turki dan yang lainnya menggambarkan dirinya sebagai kelompok pengajaran dan budaya, mengatakan mereka akan bersedia untuk mendaftar hanya setelah "konsultasi luas, demokratis dan partisipatif".

"Untuk mengadopsi piagam ini, kita harus mengenali diri kita sendiri dalam isinya. Tidak akan berguna untuk menandatangani teks yang tidak dapat diterima dengan tenang oleh komunitas kita," tulis mereka.

Baca juga: Remaja 18 Tahun yang Jadi Pemenggal Guru Perancis Dikubur di Kampung Halamannya

Sebuah sumber pemerintah mengatakan penolakan kelompok itu tidak akan melemahkan proses piagam ekstremis, menambahkan bahwa "kedoknya akan terlepas".

"Klarifikasi penting sedang dibuat," kata sumber itu.

"Kami melihat siapa yang mampu atau tidak menandatangani piagam yang hanya mengingat nilai-nilai Republik dan khususnya nilai-nilai kebebasan dan kebebasan hati nurani," terangnya.

Baca juga: 76 Masjid di Perancis yang Diduga Promosikan Separatisme Terancam Ditutup

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com