MOSKWA, KOMPAS.com - Remaja 18 tahun yang menjadi pemenggal Samuel Paty, seorang guru di Perancis. dilaporkan dikubur di kampung halamannya, Chechnya.
Abdoullakh Anzorov, yang pindah bersama orangtuanya dari Rusia ke Paris, ditembak mati dalam penyerangan yang terjadi pada 16 Oktober.
Samuel Paty dipenggal Anzorov sebagai respons atas pengajaran si guru yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di depan murid-muridnya.
Baca juga: Pemenggal Kepala Guru di Perancis Sogok Murid hingga Rp 6 Juta Sebelum Beraksi
Paty, pengajar berusia 47 tahun untuk mata pelajaran Sejarah, menunjukkan kartun itu sebagai bagian dari materi kebebasan berekspresi.
Video amatir yang tersebar di aplikasi Telegram memerlihatkan puluhan orang memakai mantel tebal berjalan menyusuri salju.
Sepanjang jalan, mereka bernyanyi sembari menggotong jenazah Abdoullakh Anzorov, yang saat itu diselimuti kain berwarna hijau.
Situs berita Knot melaporkan, pemakaman di desa Shalazhi, Distrik Urus-Martan, pada Minggu (6/12/2020) itu dihadiri sekitar 200 orang.
Dilansir AFP Senin (7/12/2020), desa itu dijagar oleh sekitar 60 penegak hukum setempat dan ditutup kecuali bagi warga yang hendak masuk.
"Masih terdapat kemacetan di desa tetangga dikarenakan banyaknya orang yang hendak melayat," demikian laporan Knot di Telegram mereka.
Baca juga: Ribuan Guru Dukung Pengadilan untuk Pemenggal Kepala Guru Perancis
Juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, menuturkan mereka tak menerima informasi mengenai pemakaman remaja 18 tahun itu.
Peskov kemudian menyatakan bahwa pemenggalan terhadap Samuel Paty di kawasan pinggiran ibu kota Perancis tersebut adalah terorisme.
"Kita membicarakan mengenai pembunuhan, kita membicarakan mengenai teroris. Aksinya layak dikutuk dan tidak bisa diterima," ujar Peskov.
Baca juga: Ikut Sebar Video yang Memicu Pemenggalan Guru di Perancis, Masjid Ini Minta Maaf
Pembunuhan Paty itu menimbulkan kemarahan di "Negeri Anggur", dan membuat Presiden Emmanuel Macron mencanangkan tindakan melibas ekstremisme.
Tindakan keras Macron merespons serangkaian serangan yang menerpa Perancis sejak 2015, di mana 250 orang tewas.
Sementara Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov, menuding Macron sudah memprovokasi umat Islam, dan menyebutnya teroris karena membela Paty.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.