Kelompok Stop AAPI Hate mengatakan pada Februari bahwa pihaknya menerima 2.808 akun anti-Asia dari 47 negara bagian dan Washinigton DC dari 19 Maret 2020 hingga akhir tahun.
Pada Januari, seorang pria Asia-Amerika berusia 84 tahun dibunuh dalam serangan di San Fransisco, yang mana keluarganya meyakini itu adalah serangan bermotif rasialisme.
Polisi mengidentifikasi remaja berusia 19 tahun bernama Antoine Watson, yang membanting Vicha Ratanapakdee ke tanah.
Baca juga: Masalah Rasial di Amerika Serikat Menyentuh Anak-anak Penderita Covid-19
Aksi itu kejahatan itu direkam video dan menjadi viral.
"Jika Anda melihat video, tidak ada yang tidak disengaja tentang itu," kata anak tiri Ratanapakdee, Eric Lawson mengatakan kepada KTVU, afiliasi Fox's Bay Area.
Watson menghampiri kakek tua itu dari seberang jalan, lalu menghajarnya. "Apa lagi yang bisa memotivasi dia?" katanya tentang tindakan Watson.
Pada Februari, video muncul menunjukkan seorang pria berusia 91 tahun di Oakland, lingkungan Chinatown California dibanting ke tanah, pada siang hari waktu setempat.
National Public Radio melaporkan pada Kamis (11/3/2021) bahwa penghitungan terbaru dari Stop AAPI Hate mencapai lebih dari 3.000 insiden.
"Apa yang kami temukan bukanlah bahwa kami baru saja mengalami lonjakan, tetapi kami mengalami lonjakan sepanjang tahun lalu dengan Covid-19 dan dengan retorika politik presiden di pemerintahan terakhir (Trump)," kata Russell Jeung kepada NPR.
Baca juga: Diludahi dan Dimaki, Perlakuan Rasial yang Diterima Seorang Wanita Tionghoa di Kanada
Jeung adalah salah satu pendiri koalisi dan profesor Studi Amerika Asia di Universitas Negeri San Francisco.
Trump membela penggunaan kata "virus China" sehari sebelum Stop AAPI Hate mulai melacak kebencian anti-Asia.
"Itu sama sekali tidak rasis," kata Trump pada konferensi pers gugus tugas virus korona pada 18 Maret.
"Tidak, tidak sama sekali," ucapnya.
Dia mengatakan dia menggunakan istilah itu "karena itu (virus corona) berasal dari China".
"Itu sebabnya, saya ingin (penyelidikan) akurat," ucapnya kala itu.
Baca juga: Warga Australia Asal China Jadi Sasaran Serangan Rasial di Melbourne
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.