Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelantikan Joe Biden Dinanti Ibu Timur Tengah untuk Dapat Bertemu Keluarga di AS

Kompas.com - 19/01/2021, 18:08 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

DAMASKUS, KOMPAS.com - Seorang ibu di Suriah tidak sabar menanti pelantikan Joe Biden pada Rabu (20/1/2021) agar dia dapat mengunjungi putranya untuk pertama kalinya dalam 4 tahun.

Biden telah berjanji bahwa pada hari pertama menjabat, dia akan membatalkan larangan perjalanan ke Amerika Serikat (AS) untuk warga dari banyak negara mayoritas Muslim, yang ditetapkan di bawah pemerintahan Donald Trump.

"Saya menghitunga hari sampai saya mendapatkan visa," kata seorang ibu dari Suriah bernama Dahouk Idriss kepada AFP sambil duduk di ruang tamunya di Damaskus, yang dikelilingi foto anak-anaknya yang jauh dan mendiang suaminya.

Baca juga: Upacara Perpisahan Trump Akan Digelar Meriah Saat Pelantikan Joe Biden

Pensiunan guru kimia yang berusia 60-an tahun itu mengatakan dia ingin mengunjungi putranya yang kini berusia 36 tahun. belajar di Washington DC pada 2011 saat meletusnya perang di Suriah.

Selama itu, dia baru 2 kali mengunjungi putranya, yaitu pada 2015 dan terakhir pada akhir 2016.

Namun, setelah Trump mengambil alih Gedung Putih pada 2017, ia melarang akses ke Amerika Serikat untuk semua pelancong dari Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman, yang memicu kemarahan internasional dan mengarah ke keputusan pengadilan domestik yang menentangnya.

Irak dan Sudan dicabut dari daftar, tetapi pada 2018 Mahkamah Agung menguatkan versi yang lebih baru dari larangan tersebut, untuk Iran, Libya, Somalia, Suriah dan Yaman - serta Korea Utara dan Venezuela.

Baca juga: Begini Tanggapan Biden Saat Trump Tiba-tiba Cabut Larangan Perjalanan Covid-19

Idriss menyebut larangan itu "keterlaluan".

“Ribuan ibu seperti saya di seluruh dunia hanya memiliki satu keinginan, yaitu bertemu kembali dengan anak-anak mereka,” katanya.

Itu seharusnya mungkin bagi banyak orang di bawah pemerintahan baru AS, Biden, setidaknya setelah pembatasan perjalanan internasional karena pandemi virus corona.

Itu mungkin memakan waktu, dengan tim Biden menyatakan pada Senin (18/1/2021) bahwa "dengan pandemi yang memburuk, dan varian yang lebih menular muncul di seluruh dunia, ini bukan waktunya untuk mencabut pembatasan perjalanan internasional".

Baca juga: FBI Turun Tangan Cegah Penyusup Masuk dalam Garda Nasional untuk Pelantikan Biden

Takut mati sendiri

Perjalanan ke mana pun dari Suriah menjadi semakin sulit sejak perang meletus karena banyak negara memutuskan hubungan dengan Damaskus.

Mendapatkan visa sering kali membutuhkan perjalanan ke kedutaan di negara tetangga, yang menjadi lebih sulit dengan pembatasan Covid-19.

Namun, Idriss yang juga berjuang untuk mengunjungi putrinya di Uni Emirat Arab, mengatakan dia akan melewati banyak rintangan yang diperlukan untuk melihat putranya lagi.

"Saya akan pergi ke negara mana pun untuk menyerahkan dokumen saya segera setelah mereka mulai menerima aplikasi (untuk mendapatan visa)," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tanggapi Pertemuan Putin-Xi Jinping, Gedung Putih: Bagus untuk Mereka

Tanggapi Pertemuan Putin-Xi Jinping, Gedung Putih: Bagus untuk Mereka

Global
Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Global
Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Global
[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

Global
WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com