Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2,1 Juta Vaksin Covid-19 Pfizer Akan Tersedia untuk Lebanon

Kompas.com - 18/01/2021, 12:31 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber ABC News

BEIRUT, KOMAS.com - Lebanon menyelesaikan kesepakatan dengan Pfizer untuk mengamankan 2,1 juta dosis vaksin virus corona di tengah lonjakan kasus infeksi yang membuat sistem kesehatan negara kewalahan.

Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, jutaan dosis itu akan tiba di Lebanon mulai awal Februari, seperti yang dilansir dari ABC News pada Minggu (17/1/2021). 

Kementerian tersebut mengatakan vaksin Pfizer akan dilengkapi dengan 2,7 juga dosis dari program yang dipimpin PBB untuk negara-negara yang membutuhkan.

Baca juga: [VIDEO] Mengintip Fasilitas Pembuatan Vaksin Covid-19 di China

Sementara, belum diketahui tanggal dosis itu diperkirakan tiba ke negara yang membutuhkan, tapi dikatakan kesepakatan telah ditandatangani pada Oktober.

Anggota parlemen mengatakan kepada Associated Press (AP) bahwa kesepakatan Pfizer dinegosisasikan 18 dollar AS (Rp 253.827) per dosis dengan mempertimbangkan masalah ekonomi Lebanon.

Kesepakatan vaksin tersebut diharapkan dapat mencakup 20 persen populasi secara gratis.

Bank Dunia memberikan pinjaman untuk menutupi sebagain besar biaya.

Baca juga: Presiden Turki Erdogan Disuntik Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac

Ada 2 juta dosis lainnya sedang dinegosiasikan dalam koordinasi dengan sektor swasta dan perusahaan farmasi internasional yang telah mengembangkan vaksin Covid-19.

Astrazeneca-Oxford dan China Sinopharm disebut pihak kementerian tersebut sebagai sumber internasional yang akan digandeng.

Lebanon, negara berpenduduk lebih dari 6 juta, termasuk setidaknya 1 juta pengungsi, telah mengalami peningkatan infeksi besar-besaran sejak liburan Natal dan Tahun Baru.

Baca juga: India Gunakan Vaksin Covid-19 Dalam Negeri untuk Vaksinasi Massal Mulai Juli

Lonjakan tersebut telah membebani rumah sakit dan sistem perawatan kesehatan.

Selama musim liburan, pembatasan selama berbulan-bulan untuk memerangi penyebaran Covid-19, telah dilonggarkan untuk mendorong pengeluaran sekitar 80.000 ekspatriat yang kembali pulang.

Pandemi Covid-19 telah melanda Lebanon pada saat negara itu sedang berjuang dengan krisis ekonomi dan keuangan yang melumpuhkan.

Baca juga: Tahanan Palestina Dapat Vaksin Covid-19 di Penjara Israel

Kombinasi tersebut telah membuat mata uang negara itu jatuh, bank-bank melakukan kontrol informal pada penarikan dan bisnis tutup di seluruh negeri.

Ketika infeksi meningkat dan tempat tidur ICU terisi, pihak berwenang memberlakukan lockdown yang paling ketat mulai Kamis lalu (14/1/2021), berharap pembatasan yang diberlakukan hingga 1 Februari dapat membantu menahan kenaikan tersebut.

Ada seruan untuk memperpanjang lockdown setelah Hari Valentine pada 14 Februari, hari libur lain yang dirayakan secara luas di Lebanon.

Dalam beberapa pekan terakhir, antara 4.000 dan 5.000 infeksi Covid-19 tercatat setiap hari dan peningkatan jumlah kematian harian, naik berkisar 1.000 sejak November.

Baca juga: Turki Dituduh “Korbankan” Muslim Uighur demi Vaksin Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com