Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Republik Serukan Persatuan meski Enggan Akui Biden Menang secara Adil

Kompas.com - 18/01/2021, 11:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Para pendukung setia Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Kongres ramai-ramai menyerukan persatuan, nyaris dua minggu setelah massa pro-Trump mengamuk di Gedung Capitol.

"Apa yang terjadi di Capitol pada 6 Januari sangat salah," kata Anggota DPR Jim Jordan selama pertemuan komite virtual tentang tuntutan Demokrat agar Trump dicopot dari jabatannya, melansir The Washington Post pada Senin (18/1/2021).

Dia mengatakan, sekarang adalah waktunya untuk menyembuhkan negara. Jadi menurut Jordan, itu berarti mengizinkan presiden untuk menyelesaikan masa jabatannya.

Namun, politisi Demokrat Jim McGovern mempertanyakan pernyataan itu. Dia menuding Jordan dan lebih dari 140 Republikan lainnya turut mengobarkan teori konspirasi palsu yang didorong oleh Trump.

Hal itulah yang memotivasi para perusuh Gedung Capitol. Mereka meyakini pemilu entah bagaimana telah dicuri dan menolak sertifikasi hasil electoral college.

“Kita semua menginginkan kesembuhan. Tetapi untuk mendapatkan kesembuhan, kita membutuhkan kebenaran. Kita membutuhkan pertanggungjawaban,” kata McGovern.

Dia kembali menuntut politisi partai Republik mengakui bahwa Joe Biden menang dengan adil dan jujur, dan pemilihan itu tidak dicurangi atau dicuri.

Akan tetapi, pertanyaan McGovern disambut dengan hening selama 17 detik sebelum Jordan mengatakan, Biden memang akan dilantik sebagai presiden, pertanyaan yang jelas bertentangan denagn penolakan kemenangan Biden selama ini.

Baca juga: Pemimpin Mayoritas Senat Minta Politisi Republik Pakai “Hati Nurani” Saat Putuskan Pemakzulan Trump

Masih banyak menyangkal

Ketika Biden bersiap untuk dilantik ke kantor dikelilingi oleh lebih dari 20.000 pasukan Garda Nasional melindungi pelantikan dari salah satu ancaman terorisme domestik paling parah dalam sejarah AS.

Demokrat dan kritikus Trump lainnya mendorong Partai Republik untuk meninggalkan kebohongan partai.

Pertanyaan soal legitimasi pilpres 2020 disebut telah menginspirasi penyerangan Gedung Capitol dan memotivasi banyak pendukung Trump bersumpah untuk angkat senjata lagi.

Sejauh ini, upaya tersebut sebagian besar tidak membuahkan hasil. Bahkan banyak perusahaan AS mengancam untuk menahan sumbangan kepada anggota parlemen yang keberatan dengan hasil pemilu.

Perusahaan media sosial juga membatalkan sejumlah akun, termasuk Trump. Mereka dituduh menyebarkan teori konspirasi palsu. Sebagian besar dari Partai Republik yang terpilih terus mengikuti jejak Trump menolak untuk mengakui kemenangan Biden sah dan adil.

"Donald Trump menghasut kekerasan dari basisnya untuk menyakiti orang karena dia membuat mereka percaya pada Kebohongan Besar bahwa dia menang telak," kata politisi Partai Demokrat Ted Lieu dalam unggahan di Twitter pada Sabtu (17/1/2021).

"Yang harus dilakukan Trump untuk mencegah kekerasan politik lebih lanjut adalah dengan mengatakan satu kalimat: Pemilu Tidak Dicuri.”

Baca juga: Trump Akhirnya Dimakzulkan dengan Dukungan 10 Politisi Partai Republik

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com