Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RS Kehabisan Stok Oksigen, Warga Brasil Beli di Pasar Gelap

Kompas.com - 17/01/2021, 07:32 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Aljazeera

BRASILIA, KOMPAS.com - Dari para dokter yang menggunakan kendaraan pribadi mereka untuk mengangkut pasien sampai warga lokal yang mencari tabung oksigen di pasar gelap, kondisi di Brasil sangat memprihatinkan.

Angkatan Udara Brasil mengirimkan pasokan oksigen darurat ke Negara Bagian Amazonas, lapor Aljazeera, Jumat (15/1/2021).

Bayi-bayi prematur bahkan terpaksa dipindah ke rumah sakit lain di Brasil karena Amazonas kewalahan dengan pasien Covid-19.

Baca juga: Krisis Oksigen di Brasil Kini Ancam Kebutuhan Medis Bayi Prematur

Para dokter dikabarkan sampai menggunakan kendaraan pribadi mereka untuk mengangkut pasien.

Para warga Manaus bahkan membeli tangki oksigen di pasar gelap, menurut laporan media lokal.

Para keluarga pasien frustrasi karena pasien Covid terpaksa tidak memakai ventilator karena stok oksigen habis.

Baca juga: Makin Kewalahan, Hampir 40 Persen Pasien Covid-19 Dirawat di Rumah Sakit Brasil Meninggal Dunia

Gubernur Sao Paulo Joao Doria mengatakan, 60 bayi prematur di dalam inkubator direlokasikan ke bagian lain negara Brasil.

Beberapa pejabat rumah sakit mengatakan, mereka butuh stok oksigen 3 kali lebih banyak dari yang sudah tersedia.

Manaus, adalah satu dari beberapa kota di Brasil yang sedang kewalahan menghadapi gelombang kedua virus corona.

Baca juga: Brasil Kehabisan Oksigen untuk Pasien Covid-19

Brasil sendiri masih belum memulai vaksinasi dengan gelombang kedua virus yang tampaknya berpotensi lebih menular.

Hal itu membuat Inggris pada Kamis melarang siapa pun warganya memasuki Brasil.

Presiden negara itu, Jair Bolsonaro, yang sempat terinfeksi karena meremehkan Covid-19 mengatakan bahwa pemerintahannya telah berbuat semampu mereka untuk Manaus.

'Masalah di sana sangat buruk. Kini, kami telah melaksanakan tugas kami," ujarnya kepada para pendukungnya di luar istana kepresidenan.

Baca juga: Alasan Efikasi Vaksin Sinovac di Brasil Merosot Jadi 50,4 Persen

Menurut Bolsonaro, pemerintahannya juga sudah mendirikan rumah sakit militer sementara.

Kurangnya pasokan oksigen di negara itu membuat Bolsonaro dikritik banyak pihak. Apalagi dengan gagalnya upaya vaksinasi cepat di negara itu.

Pemerintahan Bolsonaro sebelumnya mengatakan bahwa vaksinasi akan dimulai pekan depan namun masih belum tahu kapan persis tanggalnya.

Baca juga: Orang Pertama yang Disuntik Vaksin AstraZeneca Diliputi Kegembiraan

Sebuah pesawat sewaan pemerintah Brasil dijadwalkan terbang ke India pada Jumat kemarin untuk menjemput 2 juta dosis vaksin AstraZeneca.

Namun, sepertinya menghadapi penundaan karena India memutuskan untuk memvaksinasi lebih dulu warga negaranya akhir pekan ini.

India baru akan bisa memutuskan kapan bisa mengekspor vaksin virus corona dalam beberapa pekan ke depan, ujar Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar dikutip dari Reuters.

Baca juga: Dalam Uji Coba Brasil, Vaksin Covid-19 Sinovac Efektif 78 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com