Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Dibunuh, Jamal Khashoggi Sempat Diancam oleh Oknum Pejabat Arab Saudi

Kompas.com - 24/11/2020, 22:01 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

ISTANBUL, KOMPAS.com - Sebelum dibunuh, jurnalis Jamal Khashoggi sempat diancam oleh oknum yang dekat dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman.

Pernyataan itu disampaikan salah satu teman dekat Khashoggi, dalam sidang dengar kesaksian kedua yang berlangsung di Istanbul, Turki.

Sidang itu digelar secara in absentia terhadap 26 terdakwa asal Saudi atas pembunuhan yang terjadi di Istanbul pada 2 Oktober 2018.

Baca juga: Sidang Pembunuhan Jamal Khashoggi Dilanjutkan Tanpa Dihadiri 20 Tersangka

Jurnalis berusia 59 tahun itu dicekik dan dimutilasi di dalam kantor Konsulat Saudi di Istanbul, saat dia mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz.

Pembunuhan terhadap Jamal Khashoggi menuai kecaman internasional, dan merusak reputasi Arab Saudi dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Adapun sidang di Turki digelar terpisah dari Saudi, yang secara mengejutkan membatalkan hukuman mati bagi lima terdakwa pada September.

Pengadilan Riyadh ganti menjatuhkan hukuman penjara dengan vonis bervariasi, mulai dari 7-20 tahun, kepada delapan terdakwa yang tak disebutkan identitasnya.

Dilansir AFP Selasa (24/11/2020), vonis itu disikapi Amnesty International dan Jurnalis Lintas Batas sebagai "parodi keadilan".

Di Turki, jaksa penuntut menuntut dua mantan pejabat Saudi, di antaranya adalah eks wakil kepala intelijen Ahmed al-Assiri.

Baca juga: Pembunuhan Jamal Khashoggi, Jaksa Turki Dapat 6 Tersangka Baru dari Arab

Kemudian penasihat Putra Mahkota bidang komunikasi Saud al-Qahtani. Keduanya dituding merencanakan dan memerintahkan langsung pembunuhan Khashoggi.

Ayman Nour, teman lama Khashoggi sekaligus pengungsi politik Mesir, di sidang mengungkapkan rekannya itu sempat diancam oleh Saud al-Qahtani.

"Jamal mengatakan kepada saya bahwa dia diancam oleh Qahtani dan keluarganya," terang Nour seperti diberitakan media setempat.

Pernyataan itu diperkuat dengan keterangan anggota Jurnalis Lintas Batas Rebecca Vincent, di mana Khashoggi diancam sejak 2016.

Dalam kicauan saat meliput persidangan, Khashoggi sempat mendapat telepon dari al-Qahtani saat dia tinggal di Washington DC, AS.

"Qahtani mengatakan bahwa dia tahu siapa anak-anak Khashoggi dan di mana dia tinggal. Nour berkata Khashoggi menangis. Dia sangat ketakutan," kata Vincent.

Baca juga: Pembunuhan Khashoggi, 29 Negara Kecam Arab Saudi

"Level tertinggi"

Sidang di Istanbul itu dilaporkan juga dihadiri oleh si tunangan Hatice Cengiz, di mana pelaksanaannya ditunda hingga 4 Maret mendatang.

Presiden Recep Tayyip Erdogan sempat menyatakan perintah pembunuhan itu berasal dari "level teringgi". Namun tak pernah mengarahkan telunjuknya ke MBS, julukan putra mahkota.

Relasi dua negara sempat merenggang setelah Turki berkali-kali menyatakan bahwa pejabat Arab Saudi berada di balik pembunuhan Jamal Khashoggi.

Namun dalam pertemuan virtual KTT G20 yang dihelat Saudi, Erdogan sempat berdikusi dengan Raja Salman perihal pemulihan hubungan.

Baca juga: Trump Sesumbar Selamatkan Putra Mahkota Saudi dari Kasus Pembunuhan Khashoggi

Pengadilan di Istanbul itu diperhatikan secara serius oleh kelompok HAM, dan sempat membuat Jurnalis Lintas Batas (RSF) kecewa.

Pasalnya, upaya mereka untuk mendaftarkan diri sebagai pihak sipil, yang berarti mereka bisa mengakses dokumen sidang, ditolak.

"Namun bagaimana pun kami harus melanjutkan memonitor secara ketat kasus ini, dan menyerukan agar ditangani berdasarkan standar yang berlaku," tegasnya.

Baca juga: Arab Saudi Cabut Hukuman Mati bagi Pembunuh Jamal Khashoggi, Keluarga: Itu Adil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com