Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Terima Dihina Turki, Perancis Panggil Duta Besarnya

Kompas.com - 25/10/2020, 18:22 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

PARIS, KOMPAS.com - Perancis memanggil duta besarnya untuk Turki agar mengadakan pertemuan konsultasi setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan menghina Presiden Perancis Emmanuel Macron.

Erdogan mengatakan Macron membutuhkan pemeriksaan kesehatan mental saat ia berjanji mempertahankan nilai-nilai sekuler dan melawan Islam radikal di Perancis.

Macron telah berbicara dengan tegas tentang masalah Islam radikal setelah seorang guru Perancis dibunuh karena mempertunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas.

Perancis "tidak akan melepaskan kartun kami", katanya pada awal pekan ini.

Penggambaran Nabi Muhammad dapat menyebabkan pelanggaran serius bagi umat Islam karena tradisi Islam secara eksplisit melarang gambar Muhammad dan Allah (Tuhan).

Baca juga: Erdogan Sindir Presiden Perancis untuk Periksa Mental

Namun, sekularisme negara atau laïcité, adalah pusat identitas nasional Perancis. Membatasi kebebasan berekspresi untuk melindungi perasaan satu komunitas tertentu, kata negara, merusak persatuan negara.

Kampanye Macron untuk mempertahankan nilai-nilai tersebut, telah dimulai sebelum tragedi pembunuhan guru itu, yang kemudian Erdogan menanyakan dalam pidatonya, "Apa masalah individu bernama Macron dengan Islam dan dengan Muslim?"

"Macron membutuhkan perawatan mental," kata Erdogan.

"Apa lagi yang bisa dikatakan kepada seorang kepala negara yang tidak memahami kebebasan berkeyakinan dan yang berperilaku seperti ini kepada jutaan orang yang tinggal di negaranya yang merupakan anggota dari agama yang berbeda?" lontar Erdogan.

Baca juga: Pemenggal Kepala Guru di Perancis Memiliki Kontak dengan Milisi di Suriah

Melansir BBC pada Minggu (25/10/2020), setelah pernyataan Erdogan tersebut, seorang pejabat kepresidenan Perancis mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa duta besar Perancis untuk Turki dipanggil untuk berkonsultasi, dan akan bertemu dengan Macron.

"Komentar Presiden Erdogan tidak dapat diterima. Kelebihan dan kekasaran bukanlah sebuah metode. Kami menuntut agar Erdogan mengubah arah kebijakannya karena berbahaya dalam segala hal," kata pejabat itu.

Erodgan adalah seorang Muslim saleh yang berusaha untuk memasukkan Islam ke dalam politik arus utama Turki sejak Partai AK yang berakar pada Islam berkuasa pada 2002.

Baca juga: 7 Orang Dituntut atas Pemenggalan Guru di Perancis, Termasuk 2 Anak Sekolah

Perselisihan diplomatik adalah masalah terbaru yang merenggangkan hubungan antara Perancis dan Turki, yang merupakan sekutu di bawah NATO, tetapi memiliki perbedaan pada berbagai masalah geo-politik, termasuk perang saudara di Suriah dan Libya, serta konflik antara Armenia dan Azerbaijan atas sengketa Nagorno-Karabakh.

Pada 16 Oktober, di dekat Paris terjadi pemenggalan kepala guru Perancis bernama Samuel Paty oleh Abdullakh Anzorov yang berusia 18 tahun.

Pembunuh ditembak mati oleh polisi tak lama setelah serangan itu, yang terjadi di dekat sekolah Paty. Sementara, 7 orang, termasuk 2 siswa, telah didakwa atas kasus pembunuhan guru itu.

Baca juga: Tragedi Samuel Paty Dorong Diskursus Islam di Perancis

Pada 2015, 12 orang tewas dalam serangan di kantor majalah satir Perancis, Charlie Hebdo. Kantor publikasi tersebut menjadi sasaran para ekstremis karena menerbitkan kartun Nabi Muhammad.

Awal Oktober, Macron menggambarkan Islam sebagai agama "dalam krisis," dan mengumumkan rencana untuk membentuk undang-undang yang lebih ketat untuk menangani apa yang disebutnya sebagai "separatisme Islam" di Perancis.

Dia mengatakan minoritas dari perkiraan 6 juta Muslim Perancis berada dalam bahaya membentuk "masyarakat tandingan".

Beberapa komunitas Muslim terbesar di Eropa Barat menuduh Macron berusaha menekan agama mereka dan mengatakan kampanyenya berisiko melegitimasi Islamofobia.

Baca juga: Pemenggal Kepala Guru di Perancis Sogok Murid hingga Rp 6 Juta Sebelum Beraksi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com