ARIS, KOMPAS.com - Pemenggal kepala guru sejarah di Paris telah menyogok para siswa sebesar 300 hingga 350 euro (Rp 5,2 juta hingga Rp 6 juta) sebelum melakukan aksinya pada pekan lalu, kata jaksa anti-teror Perancis pada Rabu (21/10/2020).
Samuel Paty diserang dalam perjalanan pulang pada Jumat (16/10/2020) dari sekolah menengah pertama tempat dia mengajar di pinggiran kota Conflans-Sainte-Honorine.
Dia telah menjadi sasaran kampanye kebencian secara online setelah menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya selama kelas kewarganegaraan.
Melansir AFP pada Rabu (21/10/2020), pembunuhnya yang berusia 18 tahun, Abdullakh Anzorov, ternyata menyogok seorang murid yang berada di luar sekolah dengan sejumlah uang, untuk memberikan ciri-ciri dari Paty, kata jaksa Jean-Francois Ricard dalam jumpa pers.
Baca juga: Ikut Sebar Video yang Memicu Pemenggalan Guru di Perancis, Masjid Ini Minta Maaf
Anzorov juga menawarkan sejumlah uang yang tersisa kepada beberapa murid yang menghampiri mereka, kata Ricard.
Sebagai imbalannya, dia menerima gambaran tentang Paty dari 2 murid yang bersamanya selama lebih dari 2 jam menunggu guru itu muncul. Saat itu murid lainnya telah pergi.
Baca juga: Sebuah Masjid di Perancis Ditutup Terkait Kasus Kematian Samuel Paty
Pembunuhnya mengatakan kepada para murid bahwa dia berencana untuk "mempermalukan dan menyerang" gurunya, dan memaksanya untuk meminta maaf karena telah menayangkan kartun Nabi Muhammad.
Dua murid yang diduga membantu pembunuh, berusia 14 tahun dan 15 tahun, akan diadili, kata Ricard.
Baca juga: Kasus Guru Dipenggal karena Tunjukkan Kartun Nabi Muhammad, Polisi Perancis Tahan 15 Orang
Mereka termasuk di antara 7 orang yang menghadapi tuntutan atas "konspirasi untuk melakukan pembunuhan teroris".
Penyelidikan telah mengungkapkan bahwa pembunuh itu mengetahui nama guru dan sekolah tersebut, tetapi tidak memiliki deskripsi tentang Paty, kata Ricard.
"Dia (pembunuh) hanya bisa mengidentifikasi dia (Paty) karena mendapat bantuan murid di sekolah," terangnya.
Baca juga: Ketua Konferensi Imam Perancis Sebut Guru yang Dipenggal adalah Pejuang Kebebasan Berekspresi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.