ABUJA, KOMPAS.com - Kepala polisi Nigeria memerintahkan mobilisasi semua sumber daya kepolisian, untuk menangani demonstrasi dan penjarahan yang telah terjadi selama beberapa hari terakhir.
Mohammed Adamu mengatakan, para penjahat telah membajak demonstrasi anti-kebrutalan polisi dan mengambil alih ruang publik, seraya menambahkan hal itu tidak dapat ditolerir lagi.
Aparat kepolisian mengatakan, mereka diperintahkan untuk mengakhiri "kekerasan, pembunuhan, penjarahan dan perusakan properti".
Baca juga: Dituduh Brutal, Unit Khusus Polisi Nigeria Akan Dibubarkan
Demonstrasi yang menyerukan diakhirinya kebrutalan polisi itu dimulai pada 7 Oktober, didominasi kaum muda yang diawali dengan seruan agar satuan polisi, Pasukan Khusus Anti-Perampokan (SARS) dibubarkan.
Presiden Muhammadu Buhari telah membubarkan unit SARS - yang dituduh melakukan pelecehan, pemerasan, penyiksaan, dan pembunuhan di luar hukum - beberapa hari kemudian, tetapi protes terus berlanjut.
Para pengunjuk rasa menuntut reformasi yang lebih luas dalam pemerintahan Nigeria.
Ketegangan meningkat setelah pengunjuk rasa yang tidak bersenjata ditembak di kota terbesar negara itu, Lagos, pada Selasa (20/10/2020).
Baca juga: Gudang Makanan Pemerintah Dijarah dalam Protes Besar-besaran di Nigeria
Kelompok hak asasi Amnesty International mengatakan, pasukan keamanan menewaskan sedikitnya 12 orang. Tentara Nigeria membantah terlibat.
Dalam beberapa hari terakhir Lagos mengalami penjarahan yang meluas terhadap toko-toko, mal dan gudang, serta perusakan properti, dengan bisnis para politisi terkemuka menjadi sasaran. Sejumlah bangunan dibakar dan penjara diserang.
Pada Sabtu (24/10/2020) ada laporan ratusan orang menjarah gudang pemerintah di Bukuru, dekat pusat kota Jos.
Gudang-gudang itu dilaporkan digunakan untuk menyimpan persediaan makanan untuk didistribusikan selama karantina wilayah, yang diberlakukan untuk mengendalikan penyebaran Covid-19.
Baca juga: Demo Nigeria Merembet ke London, Ratusan Pedemo Turun ke Jalan
Pada Sabtu kepolisian Nigeria berkicau di Twitter bahwa Adamu, Inspektur Jenderal Polisi, telah mengatakan kepada mereka, "cukup sudah" dan memerintahkan aparat untuk "menggunakan semua cara yang sah untuk menghentikan pelanggaran hukum yang lebih jauh".
Ia menambahkan bahwa Adamu "memperingatkan para pembuat onar untuk tidak menguji kemauan bersama bangsa dengan menunjukkan kerusakan hukum dan ketertiban lebih lanjut".
Sebuah kelompok yang telah menjadi tokoh kunci dalam mengorganisir demonstrasi di Lagos pada Jumat telah mendesak orang-orang untuk tetap tinggal di rumah.
Koalisi Feminis juga menyarankan orang untuk mengikuti jam malam yang berlaku di negara bagian mereka.
Kelompok itu mengatakan tidak akan lagi menerima sumbangan untuk protes #EndSARS.
Baca juga: UU Baru Disahkan di Nigeria, Pria Pemerkosa Akan Dikebiri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.