Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jimmy Lai: Demokrasi Hong Kong "Perjuangan Jangka Panjang" yang Butuh Kesabaran

Kompas.com - 13/08/2020, 19:40 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

HONG KONG, KOMPAS.com - Taipan media Hong Kong, Jimmy Lai mengatakan pada Kamis (13/8/2020), bahwa demokrasi Hong Kong adalah "perjuangan jangka panjang" yang butuh kesabaran.

Sehingga, Lai mendesak para warga Hong Kong untuk bersabar.

Bersamaan dengan itu dia menyampaikan terima kasih atas banyakanya dukungan yang dia dapatkan setelah menjadi pusat pemberitaan karena penangkapannya pada Senin (10/8/2020).

Pada Senin itu, Lai ditangkap oleh kepolisian di bawah penerapan UU Keamanan Nasional China untuk Hong Kong.

Lai, seorang pendukung setia gerakan demokrasi kota, ditangkap karena dicurigai berkolusi dengan pasukan asing, ketika polisi menggerebek kantor surat kabar Apple Daily miliknya.

Baca juga: Penduduk Hong Kong Borong Surat Kabar Apple Daily, Sehari Setelah Jimmy Lai Ditangkap

Kemudian, dia dibebaskan dengan jaminan pada Rabu pagi (12/8/2020), dan disambut oleh kerumunan pendukung yang meneriakkan, "berjuang sampai akhir".

Dalam video #LiveChatWithJimmy di Twitter, Lai berterima kasih kepada para pendukungnya dan mengatakan tindakan penggerebekan polisi adalah "pelanggaran terhadap kepercayaan rakyat Hong Kong" dalam kebebasan yang luas, yang dia samakan dengan oksigen.

"Oksigen (kebebasan) semakin menipis, dan kita semua tercekik, tetapi saat kita tercekik, kita masih menjaga satu sama lain, dan terus melawan dan terus memperjuangkan supremasi hukum dan kebebasan kita," ujar Lai seperti yang dilansir dari Reuters pada Kamis (13/8/2020). 

Lai, yang dianggap pemerintah China sebagai "pengkhianat", ditangkap berdasarkan UU Keamanan Nasional baru yang diberlakukan oleh Beijing pada 30 Juni.

Baca juga: Cabut Hak Istimewa, AS Labeli Barang Impor dari Hong Kong Made in China

Pemberlakukan itu sebagai tanggapan atas setahun kerusuhan pro-demokrasi di kota bekas jajahan Inggris, yang kembali ke tangan China pada 1997 di bawah formula "satu negara, dua sistem" yang bertujuan untuk mempertahankan otonominya.

Gerakan pro-demokrasi Hong Kong, dipicu oleh kekhawatiran bahwa pemerintah pusat di Beijing telah mengikis kebebasan kota.

Lai mengatakan aktivis pro-demokrasi harus berjuang lama.

“Kita tidak bisa radikal, kita tidak bisa menghadapi mereka secara langsung, karena kita seperti telur dan mereka adalah tembok yang tinggi,” katanya.

Baca juga: Didesak China, Taiwan Khawatir Nasibnya akan Sama Seperti Hong Kong

“Kita harus fleksibel, inovatif, dan sabar, tetapi tetap teguh,” serunya.

UU Keamanan Nasional menghukum apa pun yang dianggap China sebagai subversi, pemisahan diri, terorisme, dan kolusi dengan pasukan asing.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Demi Palestina, Mahasiswa Internasional di AS Rela Pertaruhkan Status Imigrasi...

Demi Palestina, Mahasiswa Internasional di AS Rela Pertaruhkan Status Imigrasi...

Global
Rangkuman Hari Ke-815 Serangan Rusia ke Ukraina: Polandia Bangun Benteng di Perbatasan | 9.907 Warga Kharkiv Dievakuasi 

Rangkuman Hari Ke-815 Serangan Rusia ke Ukraina: Polandia Bangun Benteng di Perbatasan | 9.907 Warga Kharkiv Dievakuasi 

Global
Saat Kopi dari Berbagai Daerah Indonesia Tarik Minat Pengunjung Pameran Kopi Akbar di Australia...

Saat Kopi dari Berbagai Daerah Indonesia Tarik Minat Pengunjung Pameran Kopi Akbar di Australia...

Global
Hilang 26 Tahun, Omar Ternyata Diculik Tetangga Hanya 200 Meter dari Rumah

Hilang 26 Tahun, Omar Ternyata Diculik Tetangga Hanya 200 Meter dari Rumah

Global
Saat 800.000 Warga Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza, Pergi ke Daerah-daerah yang Tak Tersedia Air...

Saat 800.000 Warga Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza, Pergi ke Daerah-daerah yang Tak Tersedia Air...

Global
Kabinet Perang Israel Terpecah, Benny Gantz Ancam Mundur

Kabinet Perang Israel Terpecah, Benny Gantz Ancam Mundur

Global
[UNIK GLOBAL] Anggota Parlemen Taiwan Adu Jotos | Pilu Kera Tergemuk di Thailand

[UNIK GLOBAL] Anggota Parlemen Taiwan Adu Jotos | Pilu Kera Tergemuk di Thailand

Global
SD Ini Tak Terduga Terima 8 Pasang Siswa Kembar, Begini Reaksi Para Guru

SD Ini Tak Terduga Terima 8 Pasang Siswa Kembar, Begini Reaksi Para Guru

Global
Ukraina Siap Kerahkan Napi untuk Perang Lawan Rusia

Ukraina Siap Kerahkan Napi untuk Perang Lawan Rusia

Global
Saat Anggota Parlemen Taiwan Adu Jotos di Tengah Rapat...

Saat Anggota Parlemen Taiwan Adu Jotos di Tengah Rapat...

Global
Giliran Austria Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Austria Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Kapal Tanker Minyak Dihantam Rudal di Lepas Pantai Yaman

Kapal Tanker Minyak Dihantam Rudal di Lepas Pantai Yaman

Global
Pasukan Israel Bunuh Militan Senior Palestina di Tepi Barat

Pasukan Israel Bunuh Militan Senior Palestina di Tepi Barat

Global
Bantuan Terus Mengalir dari Dermaga AS, Sementara Gaza Masih Berperang

Bantuan Terus Mengalir dari Dermaga AS, Sementara Gaza Masih Berperang

Global
Rangkuman Hari Ke-814 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Serang Kharkiv | Drone Ukraina Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-814 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Serang Kharkiv | Drone Ukraina Tewaskan 2 Orang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com