ATLANTA, KOMPAS.com - Wali Kota Atlanta Keisha Lance Bottoms dituding telah menyerang kepentingan kelompok kulit hitam yang tergabung dalam gerakan Black Lives Matter (BLM).
Tudingan itu datang dari warganet yang menilai pidato Bottoms menyerang gerakan BLM atas kejadian berdarah pada Sabtu (4/7/2020) lalu.
Bottoms dengan berapi-api mengungkapkan, jangan terlalu mudah menyalahkan polisi atas kasus yang menewaskan seorang gadis kecil berusia 8 tahun, dalam konferensi pers pada Minggu (5/7/2020).
Pada Sabtu (4/7/2020) di Atlanta, gerakan aksi protes BLM telah merenggut nyawa seorang anak berkulit hitam yang tidak bersalah di dalam mobil.
Baca juga: Aktivis Black Lives Matter Ini Minta Patung Yesus di Eropa Diturunkan, Kenapa?
Tragedi penembakan ini terjadi pada 4 Juli di dekat restoran Wendy's, yang merupakan lokasi di mana seorang pria Afrika-Amerika, Rayshard Brooks, ditembak mati oleh polisi Atlanta kurang dari sebulan yang lalu.
Restoran itu kemudian dibakar ketika lokasi tersebut menjadi lokasi protes.
Pada Sabtu (4/7/2020), pengunjuk rasa berkumpul di sana dan mendirikan barikade. Kemudian, sebuah mobil mencoba memasuki area untuk menemukan tempat parkir, tetapi terhalang oleh para aktivis.
Dalam aksi demonstrasi yang terjadi, polisi mengatakan setidaknya ada dua orang berkulit hitam dari kerumunan yang kemudian menembaki kendaraan.
Baca juga: Dukung Gerakan Black Lives Matter, LOreal Hapus Kata Whitening di Produknya
Salah satu kendaraan yang mereka tembak ada seorang anak kecil 8 tahun di dalamnya bernama Secoriea Turner.
Dia segera dibawa ke Atlanta Medical Center, tapi nyawanya tak tertolong karena luka tembak yang dideritanya.
Pada Minggu (5/7/2020) Bottoms mengatakan, para penembak perlu diadili di pengadilan. Sebab bila bebas berkeliaran, mereka akan menjadi ancaman banyak orang.
Bottoms melanjutkan bahwa kekerasan yang dilakukan para demonstran dalam aksi BLM justru menjatuhkan nilai keadilan yang ingin diusung gerakan ini, yang telah menyita banyak perhatian dalam beberapa pekan terakhir.
Baca juga: Digendong Pria Kulit Hitam Saat Demo Black Lives Matter, Ternyata Pria Kulit Putih Ini Mantan Polisi
“Dalam gerakan hak-hak sipil ada saja yang ditumpangi oleh kepentingan lain di dalamnya. Kami bertarung dengan musuh di dalam (kelompok). Kami saling menembak satu sama lain,” kata Bottom seperti yang dilansir dalam Russian Today (6/7/2020).
"Kamu menembak dan membunuh anak kecil!" seru Bottoms tak terima.
Bottoms yang berkulit hitam terpukul dengan kejadian itu. Lalu, dia berbicara di samping keluarga Secoriea yang berduka, agar keluarga mengajukan kasus penembakan itu ke penegak hukum.
"Anda sedang berjalan, tiba-tiba ada seseorang yang akan menembak ke dalam mobil tanpa arah. Jika Anda mengenali mereka, Anda harus melaporkannya,” desak Bottoms.
Baca juga: Al Qaeda Coba Tumpangi Protes Black Lives Matter
Secoriea adalah satu dari belasan orang yang ditembak di Atlanta pada Sabtu itu. Lalu, satu dari tiga orang yang tewas oleh senjata api.
"Kamu tidak bisa menyalahkan petugas polisi. Kamu tidak bisa mengatakan ini tentang reformasi peradilan pidana. Ini tentang beberapa orang yang membawa senjata, yang menembaki mobil dengan anak kecil berusia delapan tahun. Untuk apa?" ujar Bottoms.
Kata-katanya dalam konferensi pers itu kemudian mengundang kemarahan warganet yang menganggap bahwa Bottoms adalah whataboutism, sikap menyangkal sebuah isu dengan membandingkannya ke isu lain
Dia dinilai telah menggunakan kasus kematian anak kecil itu sebagai upaya menguatkan kebrutalan polisi dan melemahkan gerakan BLM.
Baca juga: Quaden Bayles Dilecehkan Ketika Ikut Datang ke Aksi Black Lives Matter
Sebagian lainnya menuding bahwa kericuhan yang terjadi sebagai tanda bahwa dirinya sudah tak layak menjadi wali kota, dan harus mengundurkan diri.
"Wali kota 'Wakanda' terang-terangan menggunakan kematian anak berusia 8 tahun untuk menyerang perjuangan orang kulit hitam untuk hidup. Benar-benar menjijikkan dan menyedihkan, @KeishaBottoms," tulis salah satu warganet bernama Benjamin Dixon di Twitter-nya.
"Kau seharusnya menghentikan semua kejahatan yang terjadi pada kelompokmu, sebelum kau dapat menuntut pembunuhan yang dilakukan negara oleh polisi, berhenti 'seperti itu', Keisha," tulisnya lagi.
Baca juga: Berlutut untuk Aksi Black Lives Matter, Uskup Ini Ditelepon Paus Fransiskus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.