Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Salah Kutip Pernyataan Pakar Medis AS, Trump "Ngamuk" dan Bentak Wartawan

Kompas.com - 24/04/2020, 08:20 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Daily Mail

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan mengamuk dan bentak wartawan saat media AS salah mengutip pernyataan pakar medis tentang bahaya gelombang kedua Covid-19

Amukan Trump terjadi pada Kamis (23/4/2020) usai Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Robert Redfield diwawancarai oleh The Washington Post.

Trump membawa Redfield ke podium Gedung Putih guna menyangkal wawancara, dan untuk memastikan The Washington Post mengutip pernyataan Redfield dengan benar.

Peristiwa ini terjadi saat briefing media harian di Gedung Putih mengenai virus corona, yang dipicu oleh Redfield mengatakan kepada The Washington Post bahwa gelombang kedua Covid-19 musim dingin ini dikombinasikan dengan musim flu, "sebenarnya akan lebih berat daripada yang baru saja dilalui".

Baca juga: Diancam Trump, Iran Balik Ancam Bakal Hancurkan Kapal AS

The Washington Post melakukan wawancara dengan tajuk utama: "Direktur CDC memperingatkan gelombang kedua virus corona kemungkinan akan lebih dahsyat".

Daily Mail mengabarkan, Trump marah dengan liputan tentang komentar Redfield dan menyebut artikel itu "tidak akurat."

Dia juga membentak wartawan yang bertanya tentang peringatan itu dan apakah Redfield dikutip secara akurat.

Presiden 73 tahun itu kemudian membawa Redfield ke hadapan para awak media untuk mengklarifikasi apa yang dikatakannya dalam wawancara.

Baca juga: Hentikan Imigran ke AS, Trump Prioritaskan Pekerjaan untuk Orang Amerika

Menurut pemberitaan Daily Mail pada Rabu (23/4/2020), ini dilakukan Trump untuk memastikan Redfield dikutip secara akurat. Redfield mengatakan bahwa tajuk utama pada cerita The Washington Post adalah "tidak pantas".

"Saya pikir sangat penting untuk menekankan apa yang tidak saya katakan," kata Redfield.

"Saya tidak mengatakan ini akan menjadi lebih buruk, saya mengatakan itu akan menjadi lebih sulit dan berpotensi rumit karena akan memiliki flu dan virus corona yang bersirkulasi pada saat yang sama," terangnya dikutip dari Daily Mail.

Trump kemudian menyela pernyataan itu dan mengeluhkan Direktur CDC telah salah dikutip.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Bumi Rayakan Kondisi Terbaiknya | Trump Doakan Kim Jong Un

Redfield melanjutkan untuk mengklarifikasi secara detail apa yang dia katakan dalam wawancaranya dengan The Washington Post, yang pada dasarnya juga adalah apa yang dia katakan kepada media tersebut.

"Musim gugur dan musim dingin berikutnya, kita akan memiliki 2 virus yang beredar dan kita harus membedakan mana yang flu dan mana yang virus corona."

"Itu tidak berarti akan menjadi lebih buruk, itu hanya akan menjadi lebih sulit karena kita harus membedakan antara keduanya," terang Redfield.

Baca juga: Trump Perintahkan AS Hancurkan Kapal Iran yang Melecehkan Mereka

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Global
Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Internasional
Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com