Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hentikan Imigran ke AS, Trump Prioritaskan Pekerjaan untuk Orang Amerika

Kompas.com - 23/04/2020, 07:20 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Demi memastikan lebih dari 22 juta orang Amerika yang menganggur akibat wabah virus corona, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menangguhkan sebagian besar bentuk imigrasi.

Sebagaimana yang dilaporkan media Perancis AFP, Trump mengatakan saat konferensi pers, "Untuk melindungi para pekerja Amerika kita yang hebat, saya harus menandatangani aturan eksekutif sementara yang menahan para imigrasi masuk ke AS.

Ini akan memastikan bahwa warga Amerika yang menganggur dari segala latar belakang akan menjadi yang pertama di garis depan antrian ketika perekonomian kita kembali dibuka."

Baca juga: Backpacker di Pedalaman Australia Dilempari Batu dan Diminta Pulang ke Negara Asal Mereka

Penangguhan 60 hari dapat diperpanjang jika diperlukan. Trump melarang imigran masuk ke AS khususnya yang tidak punya visa imigran valid atau pun dokumen lainnya.

Hal itu berlaku mulai satu menit sebelum tengah malam (tadi malam) Rabu (22/4/2020). 

Trump membenarkan tindakannya itu dengan mengutip catatan klaim pengangguran karena tindakan lockdown yang diberlakukan untuk mengekang penyebaran virus corona di AS.

Menurut Trump, tanpa tindakan semacam itu, AS bisa menghadapi pemulihan ekonomi yang berlarut-larut.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Bumi Rayakan Kondisi Terbaiknya | Trump Doakan Kim Jong Un

 

Pengangguran pun akan terus menerus tinggi jika pasokan tenaga kerja melampaui permintaan tenaga kerja.

Dilansir dari Russian TV, aturan tentang penangguhan ini memiliki sejumlah pengecualian. Khususnya, hal itu tidak berlaku bagi mereka yang merupakan penduduk tetap AS (pemegang greencard).

Pasangan dari warga AS, anak dari warga AS yang berusia di bawah 21 tahun atau pun anggota angkatan bersenjata AS, pasangan dan anak-anak mereka.

Juga imigran investor di bawah program EB-5, anak-anak yang butuh diadopsi di bawah bisa IR-4 atau IH-4.

Pekerja musiman, seperti imigran yang penting bagi tenaga kerja pertanian AS, masih diizinkan masuk.

Baca juga: Di Tengah Covid-19, Presiden Tanzania Minta Rakyat Berdoa pada Tuhan

Siapa pun yang membutuhkan izin masuk di bawah SI atau SQ spesial visa, mereka yang masuk akan mendapat penegakan hukum penting Amerika Serikat (AS) lebih lanjut atau untuk kepentingan nasional.

Setiap dokter, perawat, atau profesional kesehatan lainnya atau yang berniat untuk melakukan penelitian medis yang dimaksudkan untuk mengurangi efek Covid-19 atau memerangi penyebarannya juga dibebaskan dari larangan tersebut.

Hukum imigrasi AS memberi Trump wewenang luas untuk membatasi masuknya orang asing ke negara itu.

Baca juga: Ada Masalah dengan Alat yang Diimpor dari China, India Tunda Tes Covid-19

Namun, baik sekutu dan kritikusnya telah mengkritik aturan ini ketika dipancing untuk bicara pada Selasa (21/4/2020).

Demokrat mengklaim itu "rasis" dan "xenophobia" dan tidak perlu, sementara beberapa pendukung kebijakan garis keras dari partai Republik berpendapat itu tidak cukup.

Namun, Trump telah membuat pembatasan imigrasi, baik legal maupun ilegal, dasar kepresidenannya dan larangan baru yang dramatis diperkirakan akan memicu upayanya untuk masa jabatan kedua sebagai presiden pada November mendatang.

Baca juga: Jelang Ramadan, Masjid-masjid di AS Terancam Tutup

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com