Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/05/2021, 15:09 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

 

Sudah ada sejak sebelum Islam

Menurut Yahya, tradisi rantangan ini telah ada sejak masa sebelum Islam dikenal masyarakat Betawi. Dahulu tradisi ini dikenal dengan sebutan ‘nyuguh’ atau sajen.

Upacara dan ritus untuk memuja Tuhan ini menggunakan wadah bambu yang dulu sempat digunakan dalam tradisi rantangan. Di antaranya adalah besek, tampah, dan pincuk daun.

“Wadah itu mengikuti perkembangan teknologi tradisional dan modern yang memanfaatkan pengolahan besi dan baja. Dari tradisional bambu kemudian jadi rantang besi,” jelas Yahya.

Baca juga: Mengenal Budaya Kuliner Betawi, dari Istilah Penting sampai Sajian Lebaran

Pekerja mengaduk adonan dodol Betawi di rumah produksi pondok dodol Sari Rasa Ibu Yuyun di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (28/4/2021). Produksi dodol Betawi mengalami peningkatan jelang perayaan hari raya Idul Fitri. Dodol tersebut dijual mulai Rp. 10.000 hingga Rp. 100.000 per buah.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pekerja mengaduk adonan dodol Betawi di rumah produksi pondok dodol Sari Rasa Ibu Yuyun di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (28/4/2021). Produksi dodol Betawi mengalami peningkatan jelang perayaan hari raya Idul Fitri. Dodol tersebut dijual mulai Rp. 10.000 hingga Rp. 100.000 per buah.

Lama kelamaan Islam pun datang, dan akhirnya masyarakat mengadopsi kebiasaan ‘nyuguh’ ini untuk dilakukan juga di hari-hari besar seperti Lebaran.

Wadah ini, kata Yahya, berperan sebagai alat pendukung agar lebih mudah membawa makanan-makanan yang jadi simbol perayaan hari besar ini.

Saat hari raya Lebaran misalnya, ada dodol yang jadi simbol keteguhan dan kekuatan persaudaraan. Ada juga tape uli yang jadi simbol rasa sayang, dan masih banyak makanan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com