JAKARTA, KOMPAS.com - Tanaman porang kembali menarik perhatian setelah beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo melarang ekspor porang dalam bentuk umbi.
Tanaman porang pernah jadi perbincangan pada 2019 setelah sejumlah petani meraup pendapatan yang cukup besar dari bertanam porang.
Terbaru, melalui akun Instagramnya, @jokowi, Presiden Jokowi kembali menekankan bahwa tanaman porang akan menjadi komoditas ekspor andalan Indonesia.
Baca juga: 5 Fakta soal Tanaman Porang
View this post on Instagram
Tahukah Anda, porang sudah dikenal sejak lama. Bahkan, pada masa penjajahan Jepang, masyarakat di sekitar hutan dipaksa untuk mendapatkan porang sebagai bahan pangan dan industri mereka.
Seperti dilansir dari website Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, tanaman porang merupakan tanaman anggota family Aracacea yang secara umum dikenal dengan nama bunga bangkai karena baunya yang tidak sedap.
Di beberapa daerah, porang dikenal dengan nama yang berbeda-beda. Ada yang menyebutnya iles-iles, iles kuning acung atau acoan.
Sepintas, tanaman porang mirip dengan suweg (Amorphophallus Campanulatus), iles-iles putih (Amorphophallus Spp), dan walur (Amorphophallus variabilis).
Apa ciri-ciri porang?
Berikut morfologinya:
Saat dihubungi Kompas.com, 14 April 2021, peneliti Botani Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ina Erlinawati mengatakan, porang masih satu keluarga dengan bunga bangkai.
"Masih satu marga Amorphophallus, tapi nama latin untuk jenis Porang adalah Amorphophallus muelleri," kata Ina.
Seperti tanaman umbi-umbi lain, porang juga mengandung karbohidrat, lemak, protein mineral, vitamin, kristal kalsium oksalat, alkaloid, dan serat pangan.
Karbohidrat merupakan komponen penting dari umbi porang yang terdiri atas pati, glucomannan serat kasar dan gula reduksi.
Porang juga memiliki kandungan glukomanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman kerabat yang lain.
Kandungan lainnya pada porang di antaranya kristal kalsium oksalat, berbentuk jarum, inilah yang menyebabkan lidah dan tenggorokan terasa gatal dan panas saat mengonsumsinya.