Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Larang Ekspor Bentuk Umbi, Ini Alasan Porang Diburu Orang

Kompas.com - 01/08/2021, 08:59 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

KOMPAS.com- Melalui Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Presiden Joko Widodo meminta porang Madiun tak lagi diekspor dalam bentuk umbi ke luar negeri, namun harus dalam bentuk olahan. Alasannya, tanaman ini memiliki segudang manfaat sehingga diburu orang.

Melalui laman resminya, Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa porang (Amorphophallus muelleri blume) memiliki peluang besar untuk ekspor. Di kalangan petani Indonesia pun, umbi-umbian ini menjadi primadona lantaran nilai ekonominya tinggi.

Guru Besar Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB University Edi Santosa mengungkapkan, nilai tanaman porang ini terletak pada kandungan senyawa glukomanan yang tinggi di dalamnya.

 

Senyawa glukomanan memiliki segudang manfaat. Mulai dari sumber bahan pangan yang sehat, menurunkan kadar kolesterol, menurunkan kadar gula darah, mencegah kanker, menurunkan berat badan, sampai mengatasi sembelit.

"Di sisi lain, senyawa glukomanan ini juga dapat dimanfaatkan untuk pelapis obat di bidang medis," tambah Edi dikutip Kompas.com, Kamis (22/4/2021).

Nah, dari 200 spesies tanaman Amorphophallus, hanya ada tiga jenis yang memiliki nilai ekonomi tinggi, yakni Amorphophallus konjac, Amorphophallus paeoniifolius (suweg), dan Amorphophallus muelleri (porang atau iles-iles).

Makanan tentara Jepang

Pada dasarnya, porang merupakan tanaman hutan. Pemanfaatan porang dimulai sejak masa penjajahan Jepang di tahun 1942. Tentara Jepang mengonsumsinya sebagai logistik selama berperang.

Baca juga: Selain Sarang Walet, Porang Juga Jadi Incaran di Pasar Global

 

Edi menjelaskan, tanaman porang baru mulai intensif dibudidayakan sejak tahun 1980-an. Saat itu, Perhutani memperkenalkan porang atau iles-iles ke Cepu untuk ditanam di bawah tegakan tanaman jati.

Soal budidaya, sambung Edi, porang dapat ditanam di mana saja. Tanaman porang dapat ditanam di bawah naungan ataupun lahan sawah terbuka.

Mudahnya budidaya porang ditanam di tanah beriklim tropis di Indonesia ini membuatnya kian populer di kalangan petani.

“Kalau hidup di hutan saja sudah bagus apalagi kalau dibudidayakan secara intensif dan terawat,” ujar dia.

Cocok untuk diet

Karena penggunaannya luas, tanaman porang banyak dicari orang. Edi mengatakan, manfaat tanaman porang ini memang cukup banyak, mulai dari aspek sosial, ekonomi, bahkan medis.

Tanaman umbi-umbian ini memiliki beberapa sifat yang bisa dibilang belum ditemukan dibandingkan jenis umbi lainnya. Terutama khasiat utama porang untuk kesehatan.

Edi menyebutkan senyawa glukomanan, yang mengandung nutrisi yang tergolong sebagai karbohidrat rantai panjang. Artinya, saat dimakan karbohidrat tersebut tidak mudah dicerna dengan baik.

"Karena sifatnya (tanaman porang) tidak mudah dicerna dengan baik, maka kalau kita itu ingin diet, itu berarti banyak-banyak makan porang," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com