Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Kompas.com - 14/05/2024, 19:15 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial diramaikan dengan kasus seekor kucing mati setelah diberi obat spray scabies.

Unggahan tersebut diunggah oleh akun TikTok @adys143 pada Senin (13/5/2024).

Dalam unggahan tersebut, terlihat kucing yang bernama El tersebut mati dan diselimuti kain putih sebelum dikuburkan.

Hingga Selasa (15/5/2024), unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 185.000 kali, disukai lebih dari 17.800 akun, dan mendapatkan komentar sebanyak 1.778 akun.

“El udah tenang dan ga sakit lagi yaa. Sudah di confirm ke dokter hewan, el sakit liver bukan karna alergi atau penyakit bawaan, tapi pure karna keracunan zat beracun Trichlorfon yang ada di spray scabies. Terima kasih banyak doa dan dukungannya ya teman-teman,” tulis pengunggah.

Sebagai informasi, scabies merupakan kondisi gatal dan menular pada kulit kucing yang disebabkan oleh tungau di dalam kulit.

Baca juga: Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena Salah Asuhan, Ini Kata Ahli


Kronologi kejadian

Pemilik kucing dengan nama El, Anggraeni Dwi Yunita Sari (26) angkat bicara mengenai kasus matinya kucing kesayangannya.

Mulanya, Anggraeni membawa El ke salah satu dokter hewan di Kota Bandung untuk suntik kutu. Di tempat tersebut, dokter menjelaskan bahwa suntikan tersebut dapat juga dipakai untuk jamur dan scabies.

Namun, karena ingin proteksi ganda, ia akhirnya membeli salah satu produk obat khusus scabies yang berbentuk spray dan digunakan dengan cara disemprotkan ke kulit.

Anggraeni mengatakan, produk tersebut memang sedang trending di TikTok dan banyak influencer yang mempromosikannya.

“Saya tertarik karena klaimnya aman apabila terjilat anak bulu (anabul) dan banyak yang bilang sembuh dengan obat itu,” ungkap Anggraeni kepada Kompas.com, Selasa (14/5/2024).

Lalu pada Jumat (3/5/2024), ia memesan obat tersebut melalui official seller di salah satu e-commerce.

Setelah tiba pada Senin (6/5/2024), obat tersebut langsung dipakaikan ke El dengan cara disemprot sekali sebanyak 1-2 kali sehari.

Usai beberapa hari dipakai, pada Rabu (8/5/2024), El mulai menunjukkan gejala seperti selalu tidur dan tidak terlalu aktif.

“Saat itu saya masih menganggap normal karena masih mau makan dan buang air. Pada Kamis (9/5/2024), akhirnya saya tidak menyemprotkannya lagi,” kata Anggraeni.

Halaman:

Terkini Lainnya

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Berapa Gaji Komite BP Tapera? Ada Menteri Basuki dan Sri Mulyani

Berapa Gaji Komite BP Tapera? Ada Menteri Basuki dan Sri Mulyani

Tren
Daftar Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes dan Bloomberg Akhir Mei 2024

Daftar Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes dan Bloomberg Akhir Mei 2024

Tren
Cara Download Aplikasi JMO (Jamsostek Mobile), Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jadi Lebih Mudah

Cara Download Aplikasi JMO (Jamsostek Mobile), Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jadi Lebih Mudah

Tren
Syarat Kredit Rumah Pakai Tapera dan Kelompok Prioritas Penerimanya

Syarat Kredit Rumah Pakai Tapera dan Kelompok Prioritas Penerimanya

Tren
Biar Ibadah Haji Lancar, Ini 4 Hal yang Wajib Dipersiapkan Jemaah

Biar Ibadah Haji Lancar, Ini 4 Hal yang Wajib Dipersiapkan Jemaah

BrandzView
Israel Klaim Kuasai Koridor Philadelphia, Berisi Terowongan untuk Memasok Senjata ke Hamas

Israel Klaim Kuasai Koridor Philadelphia, Berisi Terowongan untuk Memasok Senjata ke Hamas

Tren
KCIC Luncurkan Frequent Whoosher Card untuk Penumpang Kereta Cepat, Tiket Bisa Lebih Murah

KCIC Luncurkan Frequent Whoosher Card untuk Penumpang Kereta Cepat, Tiket Bisa Lebih Murah

Tren
Intip Kehidupan Mahasiswa Indonesia di UIM Madinah, Beasiswa '1.000 Persen' dan Umrah Tiap Saat

Intip Kehidupan Mahasiswa Indonesia di UIM Madinah, Beasiswa "1.000 Persen" dan Umrah Tiap Saat

Tren
Mengenal Penyakit Multiple Sclerosis, Berikut Gejala dan Penyebabnya

Mengenal Penyakit Multiple Sclerosis, Berikut Gejala dan Penyebabnya

Tren
Kenali Perbedaan SIM C, SIM C1, dan SIM C2

Kenali Perbedaan SIM C, SIM C1, dan SIM C2

Tren
Apakah Dana Tapera Bisa Dicairkan? Ini Mekanisme dan Syaratnya

Apakah Dana Tapera Bisa Dicairkan? Ini Mekanisme dan Syaratnya

Tren
SYL Beri Nayunda Nabila Kalung Emas dan Tas Mewah Pakai Uang Kementan

SYL Beri Nayunda Nabila Kalung Emas dan Tas Mewah Pakai Uang Kementan

Tren
Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri, Kok Bisa?

Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri, Kok Bisa?

Tren
Kerugian Negara akibat Korupsi Timah Capai Rp 300 T, Ini Rinciannya

Kerugian Negara akibat Korupsi Timah Capai Rp 300 T, Ini Rinciannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com