KOMPAS.com - Pemimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus secara resmi mengumumkan Tahun Yubileum 2025 pada Kamis (9/5/2024) pukul 17.30 waktu setempat di Basilika Santo Petrus, Vatikan.
Tahun Yubileum akan dimulai pada Selasa (24/12/2024) atau malam Natal dan berakhir pada Selasa (6/1/2026).
Dikutip dari Catholic World Report, Minggu (21/1/2024), Tahun Yubileum adalah tahun suci rahmat dan ziarah khusus dalam gereja Katolik.
Umumnya, tahun ini akan diadakan setiap 25 tahun sekali meskipun Paus dapat mengadakan tahun Yubileum luar biasa, seperti pada Tahun Iman 2013 dan Tahun Kerahiman 2016.
Sebagai informasi, tahun khusus ini pertama kali ada pada 1470 ketika umat Katolik dipimpin oleh Paus Paulus II dan terakhir diselenggarakan pada 2000, dilansir dari Catholic Agency for Overseas Development.
Dikutip dari Catholic Religious Australia, tema yang dipilih oleh Paus Fransiskus pada Tahun Yubileum 2025 adalah "peziarah pengharapan".
Adapun fokus khusus dari tema tersebut meliputi mendengarkan tangisan orang miskin, peduli ciptaan, dan solidaritas dengan semua saudara dan saudari kita.
Selain itu, bagian utama dari setiap tahun Yubileum adalah Pintu Suci yang hanya dibuka pada tahun tersebut, dilansir dari Catholic News Agency, Kamis (18/5/2023).
Pembukaan Pintu Suci melambangkan persembahan “jalan luar biasa” menuju keselamatan bagi umat Katolik di tahun Yubileum.
Pintu Suci merupakan salah satu pintu masuk yang tertutup rapat dan ditemukan di Basilika Santo Petrus, Vatikan.
Baca juga: Kemenlu Pastikan Paus Fransiskus ke Indonesia Selama 3 Hari
Kota Roma, Italia sedang bersiap meluncurkan sejumlah proyek infrastruktur untuk memberikan pengalaman yang lebih baik bagi para peziarah sepanjang 2025.
Diperkirakan akan ada 35 juta umat Katolik yang datang ke Vatikan dan Kota Roma untuk perayaan tersebut.
Vatikan mengatakan, sekitar 20,4 juta orang menghadiri tahun Yubileum luar biasa pada 2016.
Untuk Tahun Yubileum 2025, Roma telah mengalokasikan sekitar 2,5 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau Rp 40,311 triliun demi membiayai 87 proyek pekerjaan umum.
Meskipun demikian, jumlah pengadaan proyek ini diperkirakan akan meningkat menjadi 4,3 miliar dollar AS atau Rp 69,35 triliun.