KOMPAS.com - Astronom menemukan bintik hitam yang besar dan misterius di atmosfer Neptunus.
Pengamatan dilakukan menggunakan Very Large Telescope milik European Southern Observatory di Chile.
Baca juga: Fakta-fakta Menarik Neptunus, Planet dengan Hujan Berlian
Lalu apakah bintik hitam itu sebenarnya? Bintik hitam itu rupanya adalah badai, seperti halnya yang terjadi di Jupiter, disebut Bintik Merah Besar Jupiter dan sudah berlangsung berabad-abad.
Observatorium berbasis ruang angkasa seperti Teleskop Luar Angkasa Hubble telah mengamati badai mirip pusaran yang tampak sebagai bintik gelap berputar-putar di atmosfer planet biru sebelumnya, tetapi ini adalah pertama kalinya teleskop berbasis Bumi melihatnya di Neptunus.
Pengamatan baru ini memberikan lebih banyak pencerahan tentang fenomena tersebut.
"Sejak penemuan pertama bintik gelap, saya selalu bertanya-tanya apa saja fitur gelap yang berumur pendek dan sulit dipahami ini," kata penulis utama studi Patrick Irwin, profesor fisika planet di Universitas Oxford, dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Planet Neptunus, Planet Terjauh dari Matahari
Mengutip CNN, Sabtu (26/8/2023) Planet-planet gas raksasa di tata surya kita, termasuk Neptunus, terkenal dengan bintik-bintik gelap yang muncul di atmosfernya.
Bintik hitam yang merupakan badai itu telah diamati oleh Hubble selama bertahun-tahun.
Sayangnya, semua badai tersebut tampaknya mengikuti pola muncul dan menghilang selama dua tahun, sehingga sulit untuk dipelajari.
Selain itu badai di Neptunus punya perilaku berbeda dibandingkan dengan Bumi.
Bintik gelap adalah sistem bertekanan tinggi yang awalnya stabil dan berputar searah jarum jam, sedangkan badai di belahan bumi utara adalah sistem bertekanan rendah yang berputar berlawanan arah jarum jam.
Voyager 2, sebuah wahana antariksa NASA yang diluncurkan pada tahun 1970-an, melihat sekilas dua badai gelap di Neptunus selama terbang melintasi planet ini pada tahun 1989, tapi lagi-lagi badai tersebut menghilang jauh sebelum Hubble dapat mengamatinya ketika mengambil gambar Neptunus pada tahun 1994.
Neptunus, yang memiliki rona biru karena kandungan metana di atmosfernya, adalah planet beku dengan suhu rata-rata minus 235 derajat Celcius dan angin kencang yang mengirimkan awan metana beku ke seluruh planet dengan kecepatan 1.931 kilometer per jam.
Baca juga: Dua Dekade Suhu di Neptunus Tak Stabil, Apa Sebabnya?
Ini adalah planet terjauh di tata surya kita, sekitar 30 kali jarak matahari dengan Bumi, dan jarak ini membuat siang hari di Neptunus tampak seperti senja di Bumi.
Ketika Hubble menemukan titik gelap baru di Neptunus pada tahun 2018, tim Irwin memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melakukan pengamatan berbasis Bumi dengan Very Large Telescope dan instrumen Penjelajah Spektroskopi Multi Unit atau MUSE.