Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/04/2024, 10:55 WIB
Annisa Fakhira Mulya Wahyudi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badai Badai adalah sistem rotasi angin skala besardengan ciri-ciri angin kencang dan curah hujan lebat. Definisi tersebut sesuai jika digunakan untuk kondisi badai di Bumi. 

Badai tidak hanya terjadi di Bumi. NASA telah menemukan badai yang terjadi paling intens di tata surya kita. 

Baca juga: Badai Matahari Paling Dahsyat Pernah Hantam Bumi 14.300 Tahun Lalu

Badai paling intens di tata surya

Saturnus The Great White Spot atau Pusaran kutub Saturnus adalah badai berukuran 20.000 mil. sedangkan Bintik Gelap Besar Neptunus atau Neptunus Great Dark Spot baru-baru ini mencatat kecepatan angin 1.500 mil per jam.

Keduanya adalah contoh badai dahsyat yang terjadi di planet tata surya kita. Namun Badai Jupiter Great Red Spot dapat dikatakan sebagai badai paling intens yang pernah terjadi.

Bintik Merah Besar Jupiter atau Jupiter Great Red Spot adalah badai yang lebarnya dua kali lipat Bumi, dengan kecepatan angin mencapai 250 mil per jam.

Kecepatan tersebut tidak mengalahkan kecepatan dua badai sebelumnya. Tetapi, dilansir dari Space.com, Jupiter Great Red Spot yang telah menghiasi permukaan Jupiter selama ratusan tahun menjadikannya sebagai badai paling intens di tata surya.

Terbentuknya badai bintik merah Jupiter

Dilansir dari laman Popular Mechanics, badai di Bumi terbentuk dari daerah bertekanan rendah di atas air laut yang hangat.

Wilayah bertekanan rendah menyedot udara dan air ke dalam pusaran yang berputar-putar, yang menghasilkan badai. Selama badai mempunyai akses terhadap air hangat, badai akan terus bertahan dan bertambah kuat.

Di Jupiter, tidak ada lautan atau tidak ada zona bertekanan rendah. Sebaliknya, badai Jovian (nama lain planet Jupiter) dipicu oleh keruntuhan gravitasi planet itu sendiri.

Baca juga: Studi Ungkap Atmosfer Saturnus Menyimpan Jejak Badai Dahsyat Kuno

Setiap tahun, Jupiter menyusut sekitar satu inci, dan sebagian besar energi ekstra tersebut digunakan untuk memicu badai yang mengamuk di permukaan planet ini.

Kondisi badai bintik merah Jupiter saat ini

Dilansir dari Space.com, Bintik Merah Besar memiliki lebar 10.159 mil ( 16.350 kilometer), yaitu sekitar 1,3 kali lebar Bumi (7.918 mil atau 12.740 km).

Namun, dulunya jauh lebih besar. Saat pertama kali diamati secara detail pada akhir abad ke-19, lebarnya diperkirakan sekitar 30.000 mil (48.280 km), atau tiga kali lebar Bumi

Penyebab menyusutnya Bintik Merah Besar masih belum diketahui. Bisa jadi pola cuaca yang mendukungnya telah kehilangan tenaga setelah beberapa ratus tahun.

Studi yang diterbitkan tahun 2018 pada Astronomical Journal menyatakan bahwa intensitas badai dan kecepatan angin semakin tinggi seiring dengan penyusutannya.

Baca juga: Apa Itu Fenomena Badai Matahari?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com