Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Microsoft Rangkul Open AI, Begini Cara Google Menghadapi

Kompas.com - 02/02/2023, 13:45 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber

NEW YORK CITY, KOMPAS.com - Sebelum alat kecerdasan buatan ChatGPT diluncurkan ke dunia, novelis Robin Sloan sedang menguji asisten penulisan AI serupa yang dibuat oleh para peneliti di Google.

Tidak butuh waktu lama bagi Sloan, penulis buku laris, menyadari bahwa teknologi itu tidak banyak berguna baginya.

“Banyak AI canggih saat ini cukup mengesankan dan benar-benar meningkatkan ekspektasi Anda, membuat Anda berpikir bahwa itu angat mumpuni,'” kata Sloan, seperti dilansir dari Associated Press.

Baca juga: Susul Google dan Microsoft, PayPal PHK 2.000 Pekerja

"Tapi kemudian dalam seribu hal kecil, sejuta hal kecil, AI akhirnya mengecewakan Anda," tambahnya.

Perusahaan lain mungkin telah merilis eksperimen tersebut ke publik, seperti yang dilakukan startup OpenAI dengan alat ChatGPT-nya akhir tahun lalu.

Tetapi Google lebih berhati-hati tentang siapa yang dapat bermain dengan kemajuan AI-nya, meskipun ada tekanan yang meningkat bagi raksasa internet itu untuk bersaing lebih agresif dengan saingannya, Microsoft.

Saingan berat Google itu baru-baru ini menggelontorkan miliaran dollar AS ke dalam OpenAI dan menggabungkan teknologinya ke dalam produk-produk Microsoft.

Tekanan itu mulai terasa, karena Google telah meminta salah satu tim AI-nya untuk memprioritaskan respons terhadap ChatGPT.

Google menolak untuk mengonfirmasi apakah ada chatbot publik yang sedang dikerjakan, tetapi juru bicara Lily Lin mengatakan pihaknya terus menguji teknologi AI secara internal.

"Untuk memastikannya membantu dan aman, dan kami berharap dapat segera berbagi lebih banyak pengalaman secara eksternal," ujarnya.

Baca juga: Menyusul Microsoft, Google PHK 12.000 Pekerjanya

OpenAI memang merilis ChatGPT-nya secara gratis kepada siapa saja yang memiliki koneksi internet.

Jutaan orang di seluruh dunia kini telah mencobanya, memicu diskusi hangat di sekolah dan kantor perusahaan tentang masa depan pendidikan dan pekerjaan.

OpenAI menolak mengomentari perbandingan dengan Google.

Namun saat mengumumkan perpanjangan kemitraan mereka pada bulan Januari, Microsoft dan OpenAI mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk membangun sistem dan produk AI yang dapat dipercaya dan aman.

Baca juga: Ini Kata yang Paling Dicari Warga AS di Google pada 2022

"Sebagai asisten sastra, baik ChatGPT maupun versi penulisan kreatif Google tidak mendekati apa yang dapat dilakukan manusia," kata Sloan, seperti berada di pihak yang bertentangan dengan OpenAI dan Microsoft.

Saat pertama kali mengumumkan model AI-nya, LaMDA pada tahun 2021, Google tak hanya menekankan kecanggihannya, tetapi juga meningkatkan risiko penyalahgunaan yang berbahaya.

AI dianggap punya kemungkinan meniru dan memperkuat informasi yang bias, penuh kebencian, atau menyesatkan.

Baca juga: UU Baru Australia Wajibkan Google dan Facebook Bayar ke Outlet Berita

"Saya percaya bahwa mereka bijaksana dan berhati-hati," kata Sloan tentang Google.

"AI bukan model teknologi sembrono yang harus buru-buru dikeluarkan ke dunia, apa pun yang terjadi," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com