Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kata yang Paling Dicari Warga AS di Google pada 2022

Kompas.com - 28/12/2022, 11:28 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Penulis: VOA Indonesia

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - “Wordle” adalah kata yang paling banyak dicari di Google pada tahun 2022 di Amerika Serikat (AS).

Wordle adalah permainan kata online harian yang dikembangkan pakar-pakar teknik pirantik lunak yang berkantor di New York.

Hal ini mengejutkan Simon Rogers, pemimpin tim tren data di Google.

Baca juga: Google Rilis Istilah Pencarian Terpopuler 2022, Ini Pemenangnya

“Semua definisi tren teratas terkait dengan Wordle dan pengaruhnya pada data kami tidak dapat dilebih-lebihkan,” ujar Rogers pada VOA melalui email.

Lima kata yang paling banyak dicari di Google pada tahun 2022 ini adalah “wordle”, hasil pemilu (AS), Betty White, Ratu Elizabeth II, dan Bob Saget.

Hasil tersebut menunjukkan warga AS memusatkan perhatian mereka pada informasi tentang politik dan orang-orang terkenal yang meninggal tahun ini.

Dengan meraup 92 persen pangsa pasar mesin pencari secara global, Google adalah cara yang paling sering digunakan oleh warga Amerika Serikat dalam mencari informasi tentang dunia.

“Pencarian di Google mencerminkan apa yang benar-benar membuat kami peduli… Ini cenderung mencerminkan apa yang benar-benar sejujurnya ingin kami ketahui, yang tidak ditemukan di kumpulan data lain,” kata Rogers.

Baca juga: UU Baru Australia Wajibkan Google dan Facebook Bayar ke Outlet Berita

Penelusuran berita teratas pada tahun 2022 adalah soal hasil pemilu (AS), Ratu Elizabeth II mangkat, dan Ukraina.

Orang-orang juga tampak ingin tahu bagaimana cara mengucapkan kata “Qatar” dan “Kiev.”

Selain itu, banyak pula yang ingin mendapatkan informasi terbaru tentang hal-hal seperti harga gas, tes Covid-19, dan pemungutan suara.

Mereka juga mencari informasi tentang bagaimana membantu Ukraina, pengungsi Ukraina, hak aborsi dan Uvalde, yaitu lokasi sekolah di mana terjadi penembakan massal tahun ini.

“Meskipun kita mungkin mengharapkan yang terburuk atau bersikap sinis tentang motif orang (dalam mencari suatu informasi), tetapi bukan itu yang ditunjukkan oleh data,” ujar Rogers.

“Data menunjukkan kami ingin membantu rakyat Ukraina atau menampung pengungsi. Kami ingin membantu teman jika mereka mengalami depresi dan ingin menyumbang untuk tujuan yang baik. Itu semua tercermin dalam data,” tambahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com