Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Perang Rugikan Perkembangan Anak-anak

Kompas.com - 24/04/2024, 08:23 WIB
Irawan Sapto Adhi

Editor

Penulis: Fred Schwaller/DW Indonesia

GAZA, KOMPAS.com - Anak-anak menjadi korban yang paling banyak menanggung beban perang.

Trauma masa kecil bisa berdampak pada pertumbuhan otak secara permanen, yang imbasnya seringkali baru terihat di usia dewasa.

Konflik merebak di seluruh penjuru dunia dan mencatat angka tertinggi dalam 30 tahun terakhir.

Baca juga: Israel Tingkatkan Serangan di Gaza dan Perintahkan Evakuasi Baru di Wilayah Utara

Selain perang Israel-Hamas di Jalur Gaza, terdapat sekurangnya 100 konflik bersenjata lain di Asia, Afrika, Amerika Latin. dan Eropa.

Pertempuran sebagian besar berkecamuk di jalan-jalan kota atau pusat pemukiman penduduk.

Serangan misil dan drone menghantam target tanpa pandang bulu, warga sipil, sekolah, rumah sakit atau penampungan balita dan anak-anak.

Perserikatan Bangsa-bangsa, PBB, telah berulangkali memperingatkan terhadap imbas perang bagi anak-anak, bahwa mereka terdampak "secara berlebihan" oleh taktik modern yang semakin brutal dan mengandalkan serangan bom jarak jauh.

Anak-anak terdampak dalam berbagai cara, entah hidup di wilayah konflik atau direkrut paksa untuk ikut berperang.

Kekerasan seksual terhadap anak di zona perang juga acap diwartakan oleh berbagai organisasi kemanusiaan. Tapi imbas perang pada anak tidak cuma berbentuk fisik, tetapi juga gangguan psikologis.

Sejak Perang Ukraina akibat invasi Rusia dua tahun lalu, misalnya, anak-anak yang hidup di medan pertempuran menghabiskan antara 3.000 sampai 5.000 jam berlindung di bawah tanah, atau setara dengan empat hingga tujuh bulan, menurut Dana Anak PBB, UNICEF.

"Kombinasi antara rasa takut, duka dan perpisahan dari keluarga berdampak besar terhadap anak-anak. Hampir separuh anak-anak tidak lagi belajar di sekolah," kata Leah James, pakar kesehatan mental UNICEF, kepada DW.

"Konsekuensinya sama besarnya," tambahnya.

Pakar mengkhawatirkan, trauma perang di masa kecil bisa menjadi bom waktu psikologis bagi jutaan orang dewasa di masa depan.

Baca juga: Saat Protes Menentang Perang di Gaza Meluas di Kampus-kampus Elit AS...

Perkembangan abnormal

Perang yang berlarut di Ukraina, misalnya, dikhawatirkan bakal menyebabkan keterlambatan perkembangan pada anak-anak.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com