Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Oven Roket, Solusi Pemanas di Kawasan Dingin Himalaya

Kompas.com - 26/01/2023, 13:28 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis:Aditya B. Pande | Wolf Gebhardt/DW Indonesia

KOMPAS.com - Banyak orang di Himalaya tidak punya akses ke layanan energi modern. Tapi "oven roket" bisa jadi solusinya. Oven jenis baru ini perlu kayu bakar lebih sedikit dari oven biasa.

Petani Uma Thakur dan keluarganya ingin suhu tempat tinggal mereka sehangat mungkin di musim dingin. Oven tradisional Bukhari yang mereka miliki digunakan untuk menghangatkan ruangan dan memasak.

Sayangnya, oven itu perlu banyak kayu bakar. Dia mengatakan, jika di luar turun salju, ia dan keluarganya kerap harus terus memanasi oven selama tiga hari berturut-turut. Ia menjelaskan, mereka juga menggunakannya untuk memasak, memanaskan air dan membuat roti.

Baca juga: Salju Himalaya India Longsor, 4 Orang Tewas, Puluhan Masih Hilang

Musim dingin di negara bagian Himachal Pradesh di India utara sangat panjang dan berat. Biasanya kaum perempuanlah yang mengumpulkan kayu bakar. Itu pekerjaan berat dan makan waktu.

Uma Thakur menjelaskan, mereka mengumpulkan kayu bakar sepanjang tahun. Baik musim dingin mapun panas. Setiap kali kaum perempuan ada waktu, mereka ke hutan dan mengumpulkan kayu.

Harga sebuah oven Bukhari hampir sejuta rupiah. Permintaannya bertambah di musim dingin. Warga lokal biasanya tidak menggunakan kompor atau pemanas berenergi listrik atau gas seperti untuk memanaskan air, karena mahal.

Karena kayu bakar relatif mudah didapat, oven Bukhari jadi opsi lebih mudah dan murah. Penjual Bukhari Pushp Raj mengatakan, di musim dingin, dia menjual antara 150 dan 200 Bukhari. Jika orang menggunakannya dari jam 8 pagi hingga 8 malam, berarti orang memerlukan 30 hingga 40 kilo kayu bakar per hari.

Pada dasarnya, konsumsi kayu bakar punya dampak negatif. Ini jadi salah satu penyebab deforestasi di kawasan Himachal Pradesh. Hutan-hutan dibuka untuk ladang atau jalanan, atau rusak karena kebakaran.

"Oven roket Himalaya" jadi solusi bagus

Sekarang ada oven jenis baru, dan bisa jadi solusi bagi masalah. Namanya Himalayan Rocket Stove atau oven roket Himalaya.

Kompor diberi nama begitu karena suara yang keluar jika dipakai. Kompor itu punya dua ruang pembakaran.

Kayu terbakar dengan cara lebih efisien dan bersih. Jelaga yang diproduksi berkurang antara 80 persen hingga 90 persen dari biasanya. Begitu kata pembuatnya. Yang penting pula, oven ini menggunakan lebih sedikit kayu bakar.

Kompor Himalayan Rocket hanya perlu setengah dari jumlah kayu yang dibutuhkan kompor Bukhari. Begitu dijelaskan Tanzin Rigzin, yang bertugas menguji produk dan melayani kebutuhan pelanggan.

Baca juga: India dan China Sama-sama Tarik Mundur Pasukan dari Wilayah Sengketa di Himalaya

Di daerah Keylong, suhu di luar sekarang di bawah -10°C. Keluarga ini sudah membeli kompor jenis baru, karena di daerah itu kayu sulit ditemukan dan terlalu mahal untuk dibeli. Selain itu, keluarga ini juga ingin pemanas yang baik bagi mereka dan lingkungan hidup.

Rinzing Zangpo Chhelingpa yang tinggal di Keylong bersama keluarganya sudah mencoba oven jenis baru. Ia sangat puas, karena mereka tidak perlu banyak kayu bakar seperti dulu, dan jika emisinya lebih rendah, tentu juga baik bagi lingkungan hidup. Begitu dikatakannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com