Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Pemecatan Pejabat Ukraina Diduga Korupsi Berlanjut, Termasuk 5 Jaksa

Kompas.com - 26/01/2023, 11:16 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KYIV, KOMPAS.com - Ukraina pada Rabu (25/1/2023) memecat lebih banyak pejabat yang diduga korupsi terkait invasi Rusia, yaitu seorang pejabat senior Kementerian Pertahanan serta lima jaksa daerah.

Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov mengatakan, pejabat yang bertanggung jawab atas pengadaan tentara yaitu Bodgan Khmelnytsky diberhentikan setelah diskors pada Desember 2022.

Media-media setempat menuduh Kementerian Pertahanan menandatangani kontrak pangan dengan harga 2-3 kali lebih tinggi dari harga bahan pangan pokok saat ini.

Baca juga: Wakil Menteri Ukraina Diduga Korupsi Rp 6 Miliar di Tengah Perang, Langsung Dipecat

Menyusul tuduhan itu, Kemenhan Ukraina pada Selasa (24/1/2023) mengumumkan pengunduran diri Wakil Menteri Vyacheslav Shapovalov, yang bertugas memberikan dukungan logistik untuk tentara.

Awalnya, Kemenhan menyebut laporan media itu salah dan mengaku sudah membeli produk relevan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan undang-undang.

Namun, pada Rabu (25/1/2023), Kemenhan Ukraina menyatakan siap membuat pengadaan lebih transparan dan dana anggaran lebih mudah diakses oleh kontrol publik.

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Ukraina Anastasia Radina juga mengatakan, kementerian tersebut mengakui kesalahan terkait kontrak pangan dan sedang memeriksa harga untuk memperbaikinya.

Baca juga:

Secara terpisah, Kantor Kejaksaan Agung Ukraina memberhentikan jaksa penuntut wilayah di Poltava selatan, Kirovograd, Poltava utara, Sumy, dan Chernihiv.

Pada Selasa (24/1/2023), Kyiv mengumumkan pemecatan belasan pejabat tinggi termasuk ajudan utama presiden Kyrylo Tymoshenko.

Beberapa pemecatan tidak terkait dengan skandal kontrak makanan, melainkan pelanggaran lainnya.

Para sekutu Barat mengalokasikan miliaran dollar AS dalam bentuk bantuan keuangan dan militer ke Kyiv untuk melawan pasukan Rusia, sering kali dengan prasyarat dukungan pada reformasi anti-korupsi.

Korupsi di Ukraina adalah masalah mengakar, dan perang melawan Rusia selama hampir setahun menghambat upaya pemberantasan oleh pemerintah.

Baca juga: Jerman Setuju Kirimkan Tank Leopard 2 ke Ukraina, Rusia Bisa Kalah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com