Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Menteri Ukraina Diduga Korupsi Rp 6 Miliar di Tengah Perang, Langsung Dipecat

Kompas.com - 23/01/2023, 13:43 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KYIV, KOMPAS.com - Wakil Menteri Pembangunan Komunitas, Wilayah, dan Infrastruktur Ukraina Vasyl Lozynkiy dipecat pada Minggu (22/1/2023) karena diduga melakukan korupsi.

Pemecatan Lozynkiy dilakukan saat Kementerian Pertahanan Ukraina meluncurkan audit internal tentang dugaan kontrak yang ditandatangani dengan harga sangat tinggi.

Perdana Menteri Ukraina Denys Shmygal mengumumkan pemecatan Lozynkiy melalui platform Telegram.

Baca juga: Barat Janjikan Persenjataan Miliaran Dollar AS ke Ukraina, Rusia Keluarkan Ancaman Bencana Global

Lozynkiy, yang menjabat sejak Mei 2020, ditangkap pada Sabtu (21/1/2023) oleh Biro Antikorupsi Nasional Ukraina (NABU).

NABU mengatakan, Lozynkiy menerima 400.000 dollar AS (Rp 6 miliar) untuk memfasilitasi pembelian peralatan dan generator dengan harga yang dinaikkan.

Ukraina sedang menghadapi kekurangan listrik setelah serangan Rusia menghantam infrastruktur energi.

Pada Minggu (22/1/2023), Kemenhan Ukraina membantah laporan mereka menaikkan harga makanan besar-besaran untuk kontrak baru-baru ini.

Skandal korupsi ini merupakan yang terburuk melanda angkatan bersenjata Ukraina sejak perang melawan Rusia pecah mulai tahun lalu.

Laporan media lokal pada Sabtu (21/1/2023) yang dikutip kantor berita AFP menuduh Kemenhan Ukraina menandatangani kontrak dengan harga 2-3 kali lebih tinggi dari harga bahan makanan pokok saat ini.

Telur yang harganya sekitar 0,19 dollar AS (Rp 2.850) di toko dibeli dengan harga 0,46 dollar AS (Rp 6.890) dalam kontrak.

Situs berita ZN.UA menyebutkan, Kemenhan Ukraina juga menandatangani kontrak kentang dengan harga eceran lebih dari dua kali lipat.

Dikatakan bahwa kontrak yang ditandatangani untuk 2023 akan bernilai 13 miliar hryvnia atau Rp 5,28 triliun dengan kurs saat ini.

Baca juga: Tidak Jadi Dipasok Tank, Pasukan Ukraina Tetap Berlatih Gunakan Leopard 2

Kementerian Pertahanan Ukraina menyebut laporan itu salah dan mengeklaim mereka  membeli produk yang relevan sesuai prosedur hukum.

Namun, mereka juga menambahkan bahwa penyelidikan akan dilakukan tentang bagaimana informasi itu tersebar dan dikatakan merugikan kepentingan pertahanan.

Kementerian Pertahanan Ukraina menyatakan, sudah melakukan kontrol pada kontrak yang ditandatangani dan mengumumkan akan meluncurkan audit internal. Pertemuan darurat bakal diadakan dengan Menteri Pertahanan Oleksiy Reznikov pada Senin (23/1/2023).

"Jika ditemukan pelanggaran dalam aktivitas pejabat Kementerian Pertahanan, mereka akan dimintai pertanggungjawaban sesuai dengan undang-undang saat ini," ujar Kemenhan Ukraina.

Baca juga: Rusia Disebut Siapkan Tank Utamanya Gempur Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Global
Sebut China Bangun Pulau Buatan di Laut China Selatan, Filipina Kerahkan Kapal

Sebut China Bangun Pulau Buatan di Laut China Selatan, Filipina Kerahkan Kapal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com