Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Rusia Pilih Tinggal di Hutan Agar Tak Dikirim Beperang ke Ukraina

Kompas.com - 25/01/2023, 18:01 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

MOSKWA, KOMPAS.com - Ketika Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi parsial pria Rusia pada September tahun lalu, perlu satu minggu bagi Adam Kalinin - bukan nama aslinya - untuk memutuskan bahwa hal terbaik yang bisa ia lakukan ialah pindah ke tengah hutan.

Sang spesialis teknologi informasi menentang perang sejak awal, pernah dihukum dengan denda dan dua minggu detensi karena memasang poster yang berbunyi "katakan tidak untuk perang" di tembok gedung apartemennya.

Jadi ketika Rusia menderita kekalahan di medan perang dan mengatakan akan memanggil 300.000 pria dewasa untuk membantu membalikkan keadaan, Kalinin tidak sudi dikirim ke garis depan untuk membunuh orang-orang Ukraina.

Baca juga: Polandia Resmi Minta Persetujuan Jerman Kirim Tank ke Ukraina, Ini Respons Rusia

Namun, tidak seperti ratusan ribu orang lainnya, dia tidak mau meninggalkan Rusia.

Ada tiga hal yang membuatnya ingin tetap di Rusia: teman, batasan finansial, dan keengganan meninggalkan hal-hal yang sudah akrab dengannya.

"Pindah ke luar negeri akan menjadi langkah yang sulit dan keluar dari zona nyaman saya," kata Kalinin, yang berusia tiga puluhan, kepada BBC.

"Di sini juga tidak terlalu nyaman tapi bagaimanapun, secara psikologis, sangat sulit untuk pergi," sambungnya.

Jadi, dia mengucapkan selamat tinggal kepada istrinya dan pergi ke tengah hutan, tempat dia telah tinggal di tenda selama hampir empat bulan.

Dia menggunakan antena yang diikat ke pohon untuk akses internet dan panel surya untuk energi.

Baca juga: Desertir Tentara Bayaran Grup Wagner Rusia Ditangkap di Norwegia

Dia telah melalui suhu serendah minus 11 derajat celsius dan bertahan hidup dengan persediaan makanan yang dibawakan secara teratur oleh istrinya.

Hidup off-grid (tanpa tersambung ke sistem utilitas), katanya, adalah cara terbaik yang dapat dia pikirkan untuk menghindar dari wajib militer.

Jika pihak berwenang tidak dapat menyerahkan surat panggilan kepadanya secara langsung, dia tidak bisa dipaksa untuk berperang.

"Jika mereka tidak bisa secara fisik memegang tangan saya dan membawa saya ke kantor pendaftaran, itu adalah pertahanan 99 persen terhadap mobilisasi atau bentuk pelecehan lainnya."

Dalam beberapa hal, Kalinin masih menjalani hidupnya seperti biasa.

Dia masih bekerja delapan jam sehari dalam pekerjaan yang sama, meskipun sepanjang musim dingin - dengan waktu siang yang pendek - dia tidak mendapatkan cukup tenaga surya untuk bekerja sehari penuh, dan dengan demikian melunasi kekurangan jam kerjanya di akhir pekan.

Baca juga: Jam Kiamat Diatur Ulang karena Ada Perang Rusia-Ukraina

Kalinin tidak tahu berapa lama lagi dia akan tinggal di hutan.ADAM KALININ via BBC INDONESIA Kalinin tidak tahu berapa lama lagi dia akan tinggal di hutan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com