KOMPAS.com - Tanpa cemburu, tanpa curiga. Tradisi satu istri dengan banyak suami masih dipertahankan di wilayah Himalaya, Nepal.
Ekstremnya, tradisi ini melibatkan keluarga, di mana istri, bisa menikah pula dengan saudara laki-laki suaminya.
Satu istri, untuk dua pasang saudara. Hal ini sudah tak asing lagi di wilayah pegunungan ini.
Pernikahan semacam ini kerap disebut poliandri. Tapi di Himalaya, masalah poliandri tak bisa dipandang secara sederhana. Ada hal kompleks yang terus membayangi dari generasi ke generasi.
Kemiskinan adalah faktor utama membuat poliandri terpaksa dilakukan. Faktor ketiadaan lahan, juga membuat mereka sampai harus berbagi suami demi bisa hidup tanpa terlunta-lunta.
Baca juga: Apa Penyebab Poliandri?
Atas dasar itulah, poliandri di Himalaya termasuk unik karena si istri, beserta kedua suaminya yang bersaudara, tinggal dalam satu rumah.
Bahkan, beberapa istri sempat ikut membesarkan calon suaminya, sebelum akhirnya dinikahinya di usia dewasa.
Sekali lagi tak ada cemburu, tak ada curiga. Ini hanya salah satu cara warga Himalaya untuk bertahan hidup.
Baca juga: MenPAN RB Sebut Poliandri Jadi Tren Baru ASN, Bagaimana Aturannya?
Meski poliandri, para pasangan ini tampaknya sepakat untuk membatasi hubungan seksual. Ini demi mencegah kehamilan, yang kalau sampai terjadi, bisa semakin menambah beban keluarga.
Tapi tak melulu negatif, praktik poliandri semacam ini ternyata bisa mencegah keributan saat pembagian harta di antara keluarga.
Persediaan makanan pun selalu cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, karena ada dua laki-laki yang bekerja.
Baca juga: Tradisi Unik Cimburijada Bosnia: Masak dan Makan Telur Orak-arik Bersama
Tradisi ini juga memungkinkan anak-anak tetap mempunyai ayah, meskipun "ayah aslinya" meninggal.
Jadi, para istri tak perlu khawatir akan masa depan anaknya kelak.
Dengan praktik poliandari ini, kesempatan untuk nasib yang lebih cerah di masa depan bisa terjaga.
Baca juga: Tradisi Ekstrem Suku Mursi: Taruh Piring di Bibir, Simbol Harga Diri
Poliandri di Himalaya sebenarnya sudah dimulai sejak lama. Setiap anak laki-laki dari setiap keluarga di wilayah ini, memang hanya menikahi satu perempuan.