Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Senjata Hipersonik, AS Tertinggal Bertahun-tahun di Belakang China

Kompas.com - 27/10/2021, 15:58 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Pemerintah AS ketinggalan bertahun-tahun di belakang China soal senjata hipersonik.

Hal tersebut diakui oleh CEO Raytheon Technologies Gregory Hayes dalam acara Balance of Power With David Westin di Bloomberg Television.

Senjata hipersonik yang dimaksud adalah senjata yang terbang di atmosfer bumi dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara.

Baca juga: AS Mengaku Tidak Tahu Cara Menghadapi Rudal Hipersonik China dan Rusia

Hayes mengatakan, AS memang memiliki beberapa program senjata hipersonik yang sedang dalam tahap pengembangan dan Washington memahami teknologinya.

Namun, sambung Hayes, China jauh lebih dari itu dan benar-benar meluncurkan senjata hipersonik.

“Kita tertinggal beberapa tahun di belakang (China),” tutur Hayes sebagaimana dilansir BNN Bloomberg, Rabu (27/10/2021).

Kemunculan senjata hipersonik telah memicu kekhawatiran karena potensinya mengacaukan hubungan antara AS, China, dan Rusia.

Baca juga: China Bantah Telah Uji Coba Rudal Hipersonik seperti Ramai Diberitakan

Teknolgi ini juga bisa menjadi front baru dalam persaingan yang meningkat antara Beijing dan Washington.

Sebagaimana diketahui, “Negeri Paman Sam” dan “Negeri Panda” tengah berselisih mengenai sejumlah masalah seperti perdagangan, teknologi, dan kemanusiaan.

BNN Bloomberg mewartakan, Raytheon, yang merupakan produsen senjata asal AS, sedang mengembangkan rudal jelajah hipersonik dengan militer AS.

Hayes menuturkan, kemampuan hipersonik adalah ancaman paling tidak stabil bagi AS. Waktu yang dimiliki target untuk bereaksi setelah rudal tersebut diluncurkan sangat singkat.

Baca juga: China Klaim Obyek yang Diuji Coba adalah Pesawat Luar Angkasa, Bukan Rudal Hipersonik

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-814 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Serang Kharkiv | Drone Ukraina Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-814 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Serang Kharkiv | Drone Ukraina Tewaskan 2 Orang

Global
Serang Israel, Hezbollah Gunakan Senjata Baru Ini

Serang Israel, Hezbollah Gunakan Senjata Baru Ini

Global
Tanggapi Pertemuan Putin-Xi Jinping, Gedung Putih: Bagus untuk Mereka

Tanggapi Pertemuan Putin-Xi Jinping, Gedung Putih: Bagus untuk Mereka

Global
Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Global
Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Global
[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

Global
WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com