WASHINGTON DC, KOMPAS.com - AS melalui diplomat seniornya mengungkapkan, militer mereka tak tahu cara bertahan dari rudal hipersonik China dan Rusia.
Pernyataan itu muncul setelah "Negeri Panda" dilaporkan mengetes persenjataan yang kecepatannya hingga lima kali suara manusia itu.
Dalam laporan itu, disebutkan "Negeri Panda" pada Agustus mencoba rudal hipersonik yang bisa memutari dunia, tapi melewati target hingga 32 km.
Baca juga: Menakutkannya Rudal Hipersonik China Mampu Putari Dunia Sebelum Jatuh di Mana Saja
Beijing kemudian mengeluarkan bantahan atas laporan itu, dan berdalih mereka tengah menguji coba wahana luar angkasa.
Duta Besar Robert Wood, perwakilan AS di Konferensi Pelucutan Senjata di Jenewa mengatakan, teknologi hipersonik kini jadi perhatian serius mereka.
"Kami tidak tahu bagaimana cara bertahan dari teknologi itu. Begitupun dengan China maupun Rusia," papar Wood.
Wood menyoroti laporan uji coba senjata Beijing itu sebagai katalis dari perlombaan persenjataan hipersonik.
"Kami sudah melihat China dan Rusia secara aktif menggunakan penerapan teknologi tersebut. Jadi, kami juga harus menanggapinya," kata Wood.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian berkata, mereka mencoba teknologi daur ulang luar angkasa.
Baca juga: China Klaim Obyek yang Diuji Coba adalah Pesawat Luar Angkasa, Bukan Rudal Hipersonik
Menurut Zhao, uji coba ini bisa mengurangi biaya produksi pembuatan pesawat, dan menyediakan alternatif transportasi luar angkasa yang murah.
Meski begitu, analis dan pejabat AS berargumen rudal balistik antar-benua mempunyai teknologi hampir serupa dengan program wahana luar angkasa.
Dilansir Washington Examiner Selasa (19/10/2021), Pentagon menyatakan mereka sudah memperhatikan dugaan uji coba tersebut.
"Kami sudah menekankan perhatian kami atas ambisi militer China yang hanya meningkatkan tensi di kawasan dan sekitarnya," ujar juru bicara John Kirby.
Baca juga: China Bantah Telah Uji Coba Rudal Hipersonik seperti Ramai Diberitakan
Dengan pengembangan yang dilakukan supaya senjatanya bisa menghindari sistem pertahanan AS, analis berpendapat China bisa memodifikasi agar mampu menghantam AS.
John Lewis dari Middlebury Institute menjelaskan, "Negeri Panda" kini punya 100 rudal balistik yang bisa menghantam mereka.
"Sebuah sistem baru hanya mengancam jika kita juga berencana untuk mencegat senjata musuh, yang belum kita lakukan," tulis Lewis di Twitter.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.