Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Mengaku Tidak Tahu Cara Menghadapi Rudal Hipersonik China dan Rusia

Kompas.com - 20/10/2021, 17:11 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - AS melalui diplomat seniornya mengungkapkan, militer mereka tak tahu cara bertahan dari rudal hipersonik China dan Rusia.

Pernyataan itu muncul setelah "Negeri Panda" dilaporkan mengetes persenjataan yang kecepatannya hingga lima kali suara manusia itu.

Dalam laporan itu, disebutkan "Negeri Panda" pada Agustus mencoba rudal hipersonik yang bisa memutari dunia, tapi melewati target hingga 32 km.

Baca juga: Menakutkannya Rudal Hipersonik China Mampu Putari Dunia Sebelum Jatuh di Mana Saja

Beijing kemudian mengeluarkan bantahan atas laporan itu, dan berdalih mereka tengah menguji coba wahana luar angkasa.

Duta Besar Robert Wood, perwakilan AS di Konferensi Pelucutan Senjata di Jenewa mengatakan, teknologi hipersonik kini jadi perhatian serius mereka.

"Kami tidak tahu bagaimana cara bertahan dari teknologi itu. Begitupun dengan China maupun Rusia," papar Wood.

Wood menyoroti laporan uji coba senjata Beijing itu sebagai katalis dari perlombaan persenjataan hipersonik.

"Kami sudah melihat China dan Rusia secara aktif menggunakan penerapan teknologi tersebut. Jadi, kami juga harus menanggapinya," kata Wood.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian berkata, mereka mencoba teknologi daur ulang luar angkasa.

Baca juga: China Klaim Obyek yang Diuji Coba adalah Pesawat Luar Angkasa, Bukan Rudal Hipersonik

Menurut Zhao, uji coba ini bisa mengurangi biaya produksi pembuatan pesawat, dan menyediakan alternatif transportasi luar angkasa yang murah.

Meski begitu, analis dan pejabat AS berargumen rudal balistik antar-benua mempunyai teknologi hampir serupa dengan program wahana luar angkasa.

Dilansir Washington Examiner Selasa (19/10/2021), Pentagon menyatakan mereka sudah memperhatikan dugaan uji coba tersebut.

"Kami sudah menekankan perhatian kami atas ambisi militer China yang hanya meningkatkan tensi di kawasan dan sekitarnya," ujar juru bicara John Kirby.

Baca juga: China Bantah Telah Uji Coba Rudal Hipersonik seperti Ramai Diberitakan

Dengan pengembangan yang dilakukan supaya senjatanya bisa menghindari sistem pertahanan AS, analis berpendapat China bisa memodifikasi agar mampu menghantam AS.

John Lewis dari Middlebury Institute menjelaskan, "Negeri Panda" kini punya 100 rudal balistik yang bisa menghantam mereka.

"Sebuah sistem baru hanya mengancam jika kita juga berencana untuk mencegat senjata musuh, yang belum kita lakukan," tulis Lewis di Twitter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com