Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Soal Senjata Hipersonik, AS Tertinggal Bertahun-tahun di Belakang China

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Pemerintah AS ketinggalan bertahun-tahun di belakang China soal senjata hipersonik.

Hal tersebut diakui oleh CEO Raytheon Technologies Gregory Hayes dalam acara Balance of Power With David Westin di Bloomberg Television.

Senjata hipersonik yang dimaksud adalah senjata yang terbang di atmosfer bumi dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara.

Hayes mengatakan, AS memang memiliki beberapa program senjata hipersonik yang sedang dalam tahap pengembangan dan Washington memahami teknologinya.

Namun, sambung Hayes, China jauh lebih dari itu dan benar-benar meluncurkan senjata hipersonik.

“Kita tertinggal beberapa tahun di belakang (China),” tutur Hayes sebagaimana dilansir BNN Bloomberg, Rabu (27/10/2021).

Kemunculan senjata hipersonik telah memicu kekhawatiran karena potensinya mengacaukan hubungan antara AS, China, dan Rusia.

Teknolgi ini juga bisa menjadi front baru dalam persaingan yang meningkat antara Beijing dan Washington.

Sebagaimana diketahui, “Negeri Paman Sam” dan “Negeri Panda” tengah berselisih mengenai sejumlah masalah seperti perdagangan, teknologi, dan kemanusiaan.

BNN Bloomberg mewartakan, Raytheon, yang merupakan produsen senjata asal AS, sedang mengembangkan rudal jelajah hipersonik dengan militer AS.

Hayes menuturkan, kemampuan hipersonik adalah ancaman paling tidak stabil bagi AS. Waktu yang dimiliki target untuk bereaksi setelah rudal tersebut diluncurkan sangat singkat.


Sebelumnya, muncul laporan bahwa China melakukan dua uji coba senjata hipersonik selama musim panas, salah satunya disebut kendaraan luncur hipersonik.

Hayes mengatakan senjata semacam itu dapat mencapai kecepatan 22.000 mil per jam.

“Kita harus memiliki sistem otomatis untuk mempertahankan tanah air dan kami fokus pada itu,” ujar Hayes.

Unit Rudal dan Pertahanan Raytheon pada September berhasil menguji coba rudal jelajah hipersonik yang dapat melaju dengan kecepatan lebih dari Mach 5 alias lima kali kecepatan suara.

“Kami akan memiliki senjata untuk menantang musuh, tetapi yang paling penting saya pikir fokus kami adalah bagaimana kami mengembangkan kontra-hipersonik. Di situ tantangannya,” kata Hayes.

https://www.kompas.com/global/read/2021/10/27/155859170/soal-senjata-hipersonik-as-tertinggal-bertahun-tahun-di-belakang-china

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke