Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putus Keuangan Para Jenderal, AS dan Inggris Sanksi Perusahaan Militer Myanmar

Kompas.com - 26/03/2021, 05:43 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

LONDON, KOMPAS.com – Inggris dan Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi kepada perusahaan raksasa milik militer Myanmar Economic Holdings Ltd (MEHL).

Penjatuhan sanksi terhadap perusahaan tersebut diumumkan pada Kamis (25/3/2021) sebagaiaman dilansir AFP.

Perusahaan tersebut dijatuhi sanksi sebagai bagian dari tindakan lebih lanjut yang menargetkan junta militer yang melakukan kudeta pada 1 Februari.

Baca juga: Saat Kontes, Ratu Kecantikan Myanmar Memohon ke Dunia: Tolong Selamatkan Kami

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan bahwa penjatuhan sanksi tersebut akan memutus dukungan ekonomi terhadap para jenderal yang terlibat kudeta.

"Sanksi hari ini menargetkan kepentingan keuangan militer untuk membantu mengeringkan sumber keuangan untuk kampanye penindasan mereka terhadap warga sipil," kata Raab.

Tak lama setelah Inggris mengumumkan penjatuhan sanksi, AS juga menyatakan akan menjatuhkan sanksi tak hanya kepada MEHL namun juga Myanmar Economic Corporation Limited (MEC).

Baca juga: Ayah Bocah 7 Tahun Ceritakan Detik-detik Anaknya Ditembak Mati Aparat Myanmar

MEC dan MEHL merupakan dua perusahaan swasta yang dimiliki militer Myanmar.

Kementerian Keuangan AS menyatakan, Militer Myanmar mengendalikan perekonomi negara melalui kedua perusahaan induk tersebut.

Kedua perusahaan tersebut mendominasi banyak sektor perekonomian utama termasuk perdagangan, sumber daya alam, alkohol, rokok, dan barang konsumsi.

Baca juga: Kabur dari Militer Myanmar, Ribuan Pengungsi Bersiap Masuk Wilayah Pemberontak Bersenjata

"Sanksi ini secara khusus menargetkan sumber daya ekonomi rezim militer Burma,” kata AS menggunakan kata Burma untuk Myanmar.

Washington menambahkan, militer Myanmar bertanggung jawab atas penggulingan pemerintah yang dipilih secara demokratis serta penindasan terhadap rakyat Myanmar.

"Sanksi ini tidak ditujukan pada rakyat Burma," sambung pernyataan dari Washington.

Inggris mengatakan, sanksi tersebut dijatuhkan karena muncul bukti bahwa MEHL menyumbang dana untuk mendukung militer Myanmar dalam “memberantas” etnik Rohingya pada 2017.

Baca juga: Junta Militer Myanmar Sebut Pengunjuk Rasa Anti-kudeta Teroris

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com