Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duta Besar Inggris: All England "Kurang Seru" Tanpa Tim Bulu Tangkis Indonesia

Kompas.com - 20/03/2021, 16:41 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

 

KOMPAS.com - Tahun ini tim Indonesia mundur dari turnamen All England di Birmingham yang merupakan ajang yang paling bergengsi bagi cabang bulu tangkis.

Laporan ini telah dikonfirmasi oleh Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) yang menyebut alasan saat tim Indonesia terbang ke dari Istanbul ke Birmingham, terdapat penumpang yang dinyatakan positif Covid-19.

Tim Indonesia mendarat di kota Birminingham, Sabtu pekan lalu (13/3/2021) dan karena ada satu penumpang positif Covid-19, badan yang memberikan layanan kesehatan di Inggris, atau NHS, melakukan pelacakan siapa saja penumpang yang ada dalam pesawat tersebut.

Selain tim Indonesia, Neslihan Yigit, pemain bulu tangkis putri asal Turki juga diketahui berada di dalam penerbangan yang sama.

Akibat satu penumpang yang positif Covid-19, seluruh tim Indonesia harus menjalani karantina selama 10 hari dan menyebabkan semua pemain Indonesia tidak bisa lagi bertanding, seperti yang disampaikan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Dubes Inggris Bicara soal All England | Finlandia Negara Paling Bahagia Sedunia

Dalam konferensi pers, Ketua PBSI, Agung Firmansah Sampurna mengatakan mundurnya Indonesia dari All England tahun ini "sudah tidak masuk akal", seperti yang dilansir dari ABC Indonesia pada Jumat (19/3/2021). 

Para pencandu bulu tangkis di Indonesia menyampaikan kekecewaannya di jejaring sosial atas laporan ini.

Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins mengatakan hal ini "sangat disayangkan" karena Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang paling berbakat di cabang olahraga ini.

Namun, dalam pernyataannya mereka juga mengatakan Inggris, seperti halnya negara lain, menerapkan aturan kesehatan yang ketat juga "adil dan transparan", termasuk terkait Covid-19.

Baca juga: PCINU Inggris dan PPI UK Dukung Pemerintah Perjuangkan Tim Indonesia di All England

Belajar dari turnamen tenis Australia Terbuka

Turnamen All England merupakan salah satu turnamen bulu tangkis tertua di dunia, yang sama bergengsinya dengan turnamen Grandslam di cabang olahraga tenis.

Namun, dengan sumber daya dan infrastruktur yang lebih besar, tenis sudah membentuk tradisi yang lebih kuat dalam menyelenggarakan turnamen, termasuk mengantisipasi perubahan di tengah pandemi.

Salah satu turnamen Grandslam yang baru saja dilangsungkan di tengah pandemi adalah Australia Terbuka di Melbourne, yang bisa dikatakan berhasil karena tetap berlangsung hingga selesai, meski saat itu Melbourne sempat memberlakukan lockdown singkat selama lima hari.

Insiden yang terjadi di All England terjadi juga di Australia terbuka, saat empat kasus positif Covid-19 terdeteksi di penerbangan sewaan yang membawa pemain dan pelatih tenis menuju Melbourne.

Tapi salah satu hal yang membedakan antara penyelenggaraaan Australia Terbuka dan All England adalah aturan karantina bagi kedatangan pemain.

Australia menerapkan aturan karantina yang ketat, setiap pendatang dari luar negeri harus menjalani karantina selama 14 hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com