Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Erdogan Dikecam Iran Bacakan Puisi Separatis di Azerbaijan

Kompas.com - 12/12/2020, 14:53 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif pada Jumat (11/12/2020) mengecam Presiden Tukri Recep Tayyip Erdogan atas puisi yang "dilafalkan dengan buruk", memunculkan anggapan provinsi barat laut Iran adalah bagian dari Azerbaijan.

Erdogan berbicara di ibu kota Azerbaijan, Baku, pada Kamis (10/12/2020) selama perayaan yang menandai kemenangan militer Azerbaijan atas Armenia dalam 6 pekan pertempuran merebutkan Nagorno-Karabakh yang disengketakan.

"Apa Erdogan tidak diberitahu bahwa yang dia baca dengan buruk di Baku mengacu pada pemisahan paksa wilayah utara Aras dari tanah air Iran," tulis Zarif di Twitter seperti yang dilansir dari AFP pada Jumat (11/12/2020).

Baca juga: Pejabat Iran Bantah Kabar Kesehatan Pemimpin Tertinggi yang Memburuk

Iran adalah rumah bagi komunitas Azeri yang besar, terutama di barat laut di provinsi-provinsi di sebelah Azerbaijan dan Armenia, dengan sungai Aras sebagai perbatasan.

"Apa dia tidak sadar dia sedang merongrong kedaulatan Republik Azerbaijan?" Zarif menambahkan.

Baca juga: Diminta Berkonsultasi soal Nuklir dengan Arab Saudi, Iran Menolak Mentah-mentah

"TAK ADA yang bisa bicara tentang Azerbaijan tercinta KAMI."

Menurut kantor berita Iran, ISNA, puisi yang dibacakan adalah "salah satu simbol separatis pan-turkisme".

Dikatakan bahwa bait-bait tersebut menunjuk ke Aras dan "mengeluh tentang perbedaan antara orang-orang yang berbicara bahasa Azeri di kedua sisi sungai."

Baca juga: Iran Klaim Senapan Mesin yang Dipakai Membunuh Ilmuwan Nuklirnya Sangat Akurat, Ini Buktinya

Kementerian luar negeri Iran mengatakan telah memanggil duta besar Turki di Teheran atas "pernyataan intervensionis dan tidak dapat diterima" dari Erdogan, dan menuntut "penjelasan segera".

Utusan kementerian tersebut memberitahu bahwa "era klaim teritorial dan kerajaan perang dan ekspansionis telah berlalu", menurut pernyataan resmi pihak Iran.

Ia menambahkan bahwa Iran "tidak mengizinkan siapa pun untuk mencampuri integritas teritorialnya".

Baca juga: Perwira Iran: Ilmuwan Nuklir Dibunuh Senapan Mesin yang Dikendalikan Satelit

Turki pada Jumat malam (11/12/2020) memanggil duta besar Iran di ibu kota Ankara ke kementerian luar negeri, menurut laporan kantor berita negara Turki Anadolu melaporkan.

Utusan itu memberitahu bahwa klaim Erdogan "tidak berdasar" dan "tidak dapat diterima". Zarif membagikan pernyataan itu di Twitter-nya daripada menggunakan saluran lain untuk mengungkapkan "ketidaknyamanan".

Baca juga: Diduga Kesehatannya Menurun, Pemimpin Tertinggi Iran Serahkan Kekuasaan ke Anaknya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com