Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diminta Berkonsultasi soal Nuklir dengan Arab Saudi, Iran Menolak Mentah-mentah

Kompas.com - 08/12/2020, 07:20 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com – Pada Senin (7/12/2020), Iran menolak ajakan Arab Saudi dan negara-negara Teluk Arab untuk menggelar konsultasi tentang potensi negosiasi program nuklirnya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan pada Sabtu (5/12/2020) meminta agar Iran berkonsultasi terlebih dahulu dengan Arab Saudi.

Permintaan tersebut lantas ditolak mentah-mentah oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh.

"Setiap orang bebas untuk berbicara, tetapi lebih baik mereka tidak berbicara di atas level mereka sehingga mereka tidak mempermalukan diri sendiri," kata Khatibzadeh kepada wartawan.

"Terlalu banyak membahas tentang negara medioker di kawasan itu tidak menimbulkan apa-apa," imbuh Khatibzadeh menyindir Arab Saudi sebagai negara medioker.

Baca juga: Iran Klaim Senapan Mesin yang Dipakai Membunuh Ilmuwan Nuklirnya Sangat Akurat, Ini Buktinya

Khatibzadeh juga menuduh Riyadh mendanai ideologi ekstremis dan bertanggung jawab atas banyak masalah di dunia Arab dan Islam.

Dia menambahkan rakyat Arab Saudi pantas mendapatkan yang lebih baik.

Di sisi lain, Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengisyaratkan agar Washington kembali ke kesepakatan nuklir Iran 2015 yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

AS menarik diri dari dari kesepakatan tersebut pada 2018 di bawah pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

Selain itu, Trump juga menerapkan sanksi sebagai bagian dari tekanannya terhadap Iran.

Baca juga: Perwira Iran: Ilmuwan Nuklir Dibunuh Senapan Mesin yang Dikendalikan Satelit

Akibatnya, sejak 2019, Iran secara bertahap menarik kembali sebagian besar komitmennya dalam kesepakatan nuklir tersebut.

Hal itu merupakan tanggapan atas sanksi yang dijatuhkan oleh AS dan sebagai respons atas apa yang mereka sebut sebagai ketidakmampuan Eropa dalam memberikan manfaat ekonomi yang dijanjikan dalam perjanjian itu.

Teheran menyatakan bahwa tindakannya dapat dipulihkan jika pihak lain, terutama AS, kembali melaksanakan komitmen mereka dalam kesepakatan itu.

Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran setelah para demonstran menyerang misi diplomatiknya di Teheran.

Demonstrasi itu dipicu oleh penjatuhan hukuman eksekusi terhadap ulama Syiah yang dihormati di Arab Saudi.

Baca juga: Diduga Kesehatannya Menurun, Pemimpin Tertinggi Iran Serahkan Kekuasaan ke Anaknya

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com