Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Klaim Senapan Mesin yang Dipakai Membunuh Ilmuwan Nuklirnya Sangat Akurat, Ini Buktinya

Kompas.com - 07/12/2020, 21:46 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran mengeklaim, senapan mesin yang dikendalikan satelit dan dipakai membunuh ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh sangat akurat.

Laksamana Muda Garda Revolusi Iran, Ali Fadavi menyatakan, bukti senjata itu sangat akurat adalah tembakannya tak mengenai istri Fakhrizadeh.

Padahal, saat kejadian di Absard 27 November lalu, istri Fakhrizadeh tengah duduk di sampingnya. Tetapi, 13 tembakan itu mengenai si ilmuwan nuklir.

Baca juga: Perwira Iran: Ilmuwan Nuklir Dibunuh Senapan Mesin yang Dikendalikan Satelit

Kepada kantor berita Mehr, Fadavi mengutarakan senapan mesin itu dikendalikan secara daring lewat satelit. Menggunakan kamera canggih untuk mengenai target.

Mohsen Fakhrizadeh tewas di rumah sakit setelah diberondong peluru, dengan Iran menyebut musuh besarnya Israel sebagai dalangnya.

Pernyataan Fadavi merupakan versi terbaru bagaimana si ilmuwan tewas, dengan versi sebelumnya menyatakan dia ditembak oleh sekelompok orang.

Mantan menteri pertahanan Hossein Dehghan kepada TV lokal menuturkan, Fakhrizadeh dibunuh karena ada yang berusaha menyusup ke sistem keamanan mereka.

Tetapi dlam versi terbaru, disebutkan bahwa pembunuhan terhadap Fakhrizadeh dilakukan tanpa keberadaan pelaku, dengan senapan mesin tersebut dikendalikan via satelit.

Fadavi menyatakan, klaim senjata daring itu didasarkan pada kesaksian kepala keamanan Fakhrizadeh, di mana dia mengaku tak ada pelaku di lokasi kejadian.

Baca juga: Diduga Kesehatannya Menurun, Pemimpin Tertinggi Iran Serahkan Kekuasaan ke Anaknya

Berdasarkan laporan televisi berbahasa Inggris Press TV, terdapat label "buatan Israel" dari senapan mesin tersebut saat ditemukan di lokasi.

Selain Tel Aviv, negara yang dipimpin Ayatollah Ali Khamenei itu juga menuding kelompok oposisi Rakyat Mujahidin Iran (MEK).

Sumber internal Teheran mengatakan, kematian si ilmuwan nuklir merupakan bukti kegagalan sistem keamanan mereka dalam mendeteksi ancaman.

Baca juga: Iran Tolak Persyaratan Joe Biden untuk Capai Kesepakatan Nuklir

Sebabnya, penyerangan itu berbasis data intelijen mengenai pergerakan Fakhrizadeh. "Banyak pertanyaan yang harus dijawab," kata dia dilansir Daily Mail Minggu (6/12/2020).

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 2018 mengidentifikasi Fakhrizadeh sebagai sosok utama ambisi Iran mengejar nuklir.

Pada saat itu, Netanyahu memaparkan sederet berkas digital dan kertas yang disebutnya dicuri dari fasilitas nuklir utama Iran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Putin Usul Gantikan Menhan Sergei Shoigu dengan Ekonom Sipil

Putin Usul Gantikan Menhan Sergei Shoigu dengan Ekonom Sipil

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com