Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perwira Iran: Ilmuwan Nuklir Dibunuh Senapan Mesin yang Dikendalikan Satelit

Kompas.com - 07/12/2020, 09:08 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com – Garda Revolusi Iran mengatakan bahwa ilmuwan nuklir terkemuka mereka, Mohsen Fakhrizadeh, dibunuh melalui senapan mesin yang dikendalikan satelit.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Komandan Garda Revolusi Iran, Laksamana Muda Ali Fadavi, pada Minggu (6/12/2020) kepada media lokal Iran, Mehr News.

Fakhrizadeh dibunuh pada 27 November di jalan ketika sedang menuju tempat peristirahatannya pada pekan lalu.

Dia sebenarnya telah dikawal 11 orang dengan iring-iringan mobil anti-peluru.

Baca juga: Iran Identifikasi Pembunuh Ilmuwan Nuklir Mohsen Fakhrizadeh

Dilansir dari AFP, Fadavi mengatakan satelit yang digunakan untuk membunuh Fakhrizadeh tersebut memiliki kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).

Dia menambahkan senapan mesin awalnya “memperbesar” wajah Fakhrizadeh lalu mengirim sinyal kepada satelit.

Satelit dengan AI tersebut akhirnya mengirim sinyal kembali kepada senapan mesin itu untuk menembakkan 13 peluru.

Senapan mesin itu sendiri dipasang pada pikap Nissan dan hanya terfokus pada wajah Fakhrizadeh sedemikian rupa.

Baca juga: Usai Ilmuwan Nuklir Top Terbunuh, Kini Komandan Senior Garda Revolusi Iran Tewas Diserang Pesawat Nirawak

“Sehingga istrinya (Fakhrizadeh), meskipun hanya berjarak 25 sentimeter, tidak ditembak," lapor kantor berita Mehr News mengutip perkataan Fadavi.

Fadavi menambahkan senapan mesin itu dikendalikan secara online oleh satelit dan menggunakan kamera canggih sekaligus AI untu membunuh target.

Dia berujar bahwa kepala tim pengawal Fakhrizadeh juta tertembak sebanyak empat peluru saat melindungi tubuh ilmuwan itu.

Fadavi juga menuturkan bahwa tidak ada satu pun teroris di tempat terjadinya pembunuhan Fakhrizadeh.

Baca juga: Ilmuwan Nuklir Iran Ditembak Mati dengan Senapan yang Dikendalikan Satelit

Otoritas Iran turut menyalahkan musuh bebuyutan Israel dan kelompok oposisi yang diasingkan, Mujahidin Rakyat Iran (MEK), atas pembunuhan tersebut.

Press TV, yang dikelola pemerintah Iran, sebelumnya melaporkan temuan senjata buatan Israel di tempat kejadian pembunuhan Fakhrizadeh.

Berbagai laporan dan teori mengenai kematian ilmuwan nuklir tersebut telah muncul sejak peristiwa pembunuhan itu.

Kementerian Pertahanan Iran awalnya mengatakan Fakhrizadeh terjebak dalam baku tembak.

Baca juga: Detail Baru Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran, Konvoi Disergap Bom dan Penembak Jitu

Sementara itu, kantor berita Fars mengeklaim bahwa Fakhrizadeh dibunuh dengan senapan mesin otomatis yang dikendalikan dari jarak jauh, tanpa mengutip sumber apa pun.

Menurut Menteri Pertahanan Iran, Amir Hatami, Fakhrizadeh adalah salah satu deputinya dan mengepalai Bidang Pertahanan dan Organisasi Riset dan Inovasi, yang berfokus pada bidang pertahanan nuklir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Global
Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com