Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joe Biden: Karena Trump, Korea Utara Punya Lebih Banyak Senjata Mematikan

Kompas.com - 26/10/2020, 23:41 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Yonhap

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden menyebut, Korea Utara punya lebih banyak senjata mematikan karena Presiden Donald Trump.

Biden juga menuding presiden 74 tahun itu terlalu menyanjung Pemimpin Korut Kim Jong Un, sementara di sisi lain meremehkan relasi dengan sekutu tradisionalnya.

"Dia memuji si diktator dalam segala sisi, sementara dia memandang sebelah mata rekan kita," ujar Biden dalam wawancara dengan CBS News' "60 Minutes".

Baca juga: Dekat dengan Kim Jong Un, Biden: Trump Berteman dengan Pemimpin Preman

Joe Biden menuturkan karena Trump, kini Korea Utara mempunyai lebih banyak rudal dibanding sebelumnya, seperti dilansir Yonhap Senin (26/10/2020).

"Jadi yang terjadi sekarang adalah Anda mendapat situasi di Utara di mana mereka punya lebih banyak senjata berbahaya, dan kapasitasnya lebih besar," kata dia.

Pernyataan Biden itu muumuncul setelah Pyongyang memamerkan rudal balistik antar benua terbaru dalam parade militer 10 Oktober.

Rudal yang dipamerkan lebih besar dari Hwasong-15, di mana pakar menyebut benda itu adalah "rudal bergerak terbesar yang pernah mereka lihat".

Sementara Trump menuturkan mempunyai hubungan baik dengan Kim Jong Un, di mana mereka sudah tiga kali bertemu sejak Juni 2018 lalu.

Dalam debat presiden Kamis (22/10/2020), presiden dari Partai Republik itu menyebut jika bukan karenanya, maka mereka sudah perang nuklir.

"Dia jelas punya banyak senjata nuklir. Tapi saya punya relasi baik dengannya. Kami berhubungan baik. Karena itu tak ada perang," klaimnya.

Biden menjelaskan, cara presiden ke-45 AS itu dalam memperlakukan kawan maupun lawan membuat "Negeri Uncle Sam" begitu tidak aman.

"Kurangnya kemampuan kita di dunia," jawabnya saat ditanyakan mengenai ancaman terbesar dari luar yang tengah dihadapi AS.

Mantan wakil presiden era Barack Obama tersebut mengatakan, sekutu mereka di NATO menjauh karena tidak bisa mengandalkan Washington di era Trump.

"Jadi dia memutuskan menjauh dari kawan, di saat keberadaan mereka dibutuhkan guna menyatukan dunia," jelas mantan Senator Delaware itu.

Baca juga: Final Debat Capres AS 2020: Tombol Mute Jinakkan Trump dan Joe Biden

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com