WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Donald Trump berseru di kerumunan kampanye di Georgia pada Jumat malam (16/10/2020), agar calon presiden (capres) dari Partai Demokrat, Joe Biden, dijebloskan ke penjara.
"Itu keluarga Biden dan lain-lain, tapi keluarga Biden itu korup, keluarga korup," katanya, yang memicu teriakan "penjara dia" dari kerumunan.
"Kita harus memenjarakannya. Penjarakan Bidens (Joe dan Hunter). Penjarakan Hillary," lanjut presiden, ketika seruan semakin keras di belakangnya, menurut berita yang dilansir dari Newsweek pada Jumat (16/10/2020).
"Bisakah Anda bayangkan jika anak-anak saya melakukan apa yang dilakukan oleh si Hunter ini? Ketika Anda melihat apa yang mereka lakukan," tambah Trump.
Baca juga: Seorang Wanita Puji Senyum Trump Indah, tapi Tak Minat Memilihnya jadi Presiden
"Menurutku, itu perusahaan kriminal (Burisma). Dia seperti penyedot debu. Ayahnya masuk dan putranya datang dengan penyedot debu. Jutaan dolar."
"Lihatlah cara hidup mereka. Selama 47 tahun dia seorang politikus. Dia melakukannya dengan sangat baik. Hampir sebaik Maxine Waters."
Trump telah berada di belakang Biden dengan 2 digit dari sejumlah dukungan suara dalam jajak pendapat nasional baru-baru ini.
Sebuah survei Associated Press/NORC, yang dirilis Jumat, menunjukkan Biden memimpin Trump dengan 15 poin, yang mana mendapatkan 51 persen dukungan di antara orang dewasa dibandingkan dengan 36 persen Trump.
Baca juga: Trump Protes Facebook dan Twitter karena Berusaha Tutupi Kasus Joe Biden dan Putranya
Pada 15 Oktober, Biden memegang keunggulan rata-rata 10,5 poin persentase atas lawannya dari Partai Republik, menurut data yang dikelola oleh FiveThirtyEight.
Dengan beberapa pekan waktu yang tersisa hingga Hari Pemilihan Presiden, Trump telah memperbarui serangan politik untuk lawannya, yaitu melalui anak Joe Biden, Hunter Biden.
Baru-baru ini media New York Post mengeluarkan laporan yang menuduh Hunter Biden melakukan kesepakatan bisnis yang bermasalah di Ukraina dan China.
New York Post mengatakan ada keterhubungan calon presiden dari Partai Demokrat dengan peran putranya di dewan Burisma, sebuah perusahaan energi Ukraina.
Baca juga: Trump Puji Kim Jong Un dan Putin, Apa Katanya?
Salah satu tuduhan adalah bahwa Vadym Pzharskyi, penasihat dewan, diberi kesempatan untuk bertemu dengan mantan wakil presiden pada 2015.
Tuduhan tersebut berasal dari email yang dilaporkan ditemukan di laptop yang ditinggalkan Hunter Biden di toko reparasi komputer di New Jersey pada 2019.
Namun, pemilik toko yang buta secara hukum, John Macissac, tidak dapat mengidentifikasi apakah komputer itu diturunkan oleh Hunter Biden.