Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Desak Taiwan Tingkatkan Strategi Pertahanan Anti-Akses untuk Cegah Invasi China

Kompas.com - 17/10/2020, 22:05 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Newsweek

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O'Brien mengatakan pada Jumat (16/10/2020) bahwa Taiwan harus meningkatkan pertahanannya untuk mengantisipasi invasi China.

Pemerintah komunis China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah China. Taiwan, yang memiliki pemerintahan independennya sendiri, adalah sekutu AS.

Pada Oktober, jet militer China terlihat melanggar ruang udara Taiwan, menyebabkan Taiwan meluncuran jetnya untuk mengusir China.

O'Brien mengatakan kepada Forum Keamanan Aspen bahwa China dapat memiliki kapasitas militer untuk meluncurkan serangan amfibi ke Taiwan dalam 15 tahun ke depan.

Baca juga: Dituduh Kirim Mata-mata, Taiwan: Ini Jebakan Baru China

Melansir Newsweek pada Jumat (16/1/2020), O'Brien mengatakan kepada Forum bahwa "apakah ada pendaratan amfibi, serangan rudal, operasi tipe zona abu-abu, mereka benar-benar perlu membentengi diri mereka sendiri."

"Taiwan perlu mulai melihat beberapa strategi penolakan area asimetris dan anti-akses," kata O'Brien, "dan benar-benar membentengi dirinya sendiri dengan cara yang akan menghalangi China dari segala jenis invasi amfibi atau bahkan operasi zona abu-abu terhadap mereka."

O'Brien mengatakan bahwa China kemungkinan akan menganggap serangan rudal terhadap Taiwan sebagai kontraproduktif.

"Saya tidak tahu apa yang akan mereka peroleh dari itu," kata O'Brien.

Baca juga: AS Dikabarkan Akan Jual Senjata Canggih ke Taiwan, Taipei Bungkam

Pada Sabtu, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyatakan harapannya dalam pidatonya bahwa China dan Taiwan dapat menyelesaikan perbedaan mereka secara diplomatis, meskipun China menyerang Selat Taiwan, sebuah perairan kecil yang memisahkan Taiwan dan China.

"Selama otoritas Beijing bersedia menyelesaikan antagonisme dan meningkatkan hubungan lintas-selat, sementara paritas dan martabat dipertahankan," kata Tsai, "kami bersedia bekerja sama untuk memfasilitasi dialog yang bermakna."

Terlepas dari seruannya untuk diplomasi, Tsai juga mengatakan bahwa Taiwan akan meningkatkan kemampuan pertahanannya.

"Persiapan yang memadai dan tekad bulat serta kekuatan kemampuan pertahanan nasional yang solid, adalah satu-satunya cara untuk menjamin keamanan Taiwan dan menjaga perdamaian regional," kata Tsai.

Baca juga: AS Kirim 3 Senjata Canggih ke Taiwan, yang Picu Amarah China

Pada Minggu, surat kabar milik negara China, Global Times, mengatakan bahwa seruan Tsai untuk pembicaraan antara Taiwan dan China "berusaha menipu komunitas internasional untuk simpati."

Menurut Global Times, China "sedang membuat persiapan tingkat pertempuran penuh untuk kemungkinan konflik militer yang dapat menyerang pasukan separatis Taiwan. Ini bukan hanya gertakan."

"Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah China, dan masalah Taiwan murni urusan internal China yang tidak memungkinkan adanya campur tangan asing," kata juru bicara Kedutaan Besar Republik Rakyat China di Amerika Serikat dalam sebuah pernyataan yang dikirim kepada Newsweek pada Jumat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com