Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikritik Erdogan, Presiden Perancis Dapat Dukungan Pemimpin Eropa

Kompas.com - 26/10/2020, 21:52 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

BERLIN, KOMPAS.com - Sejumlah pemimpin Eropa memberikan dukungan kepada Presiden Perancis Emmanuel Macron, setelah dikritik Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Pada pernyataan yang disiarkan pada Sabtu (24/10/2020), Erdogan mengecam Macron atas kebijakannya terhadap Muslim, dan memintanya "periksa mental".

"Apa yang bisa dikatakan tentang seorang kepala negara yang memperlakukan jutaan anggota dari kelompok agama yang berbeda seperti ini. Pertama-tama, lakukan pemeriksaan mental," kata dia.

Baca juga: Erdogan Sindir Presiden Perancis untuk Periksa Mental

Ucapan mantan Wali Kota Istanbul itu menuai kecaman dari juru bicara Kanselir Jerman Angela Merkal dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte.

Dilansir AFP Senin (26/10/2020), Steffen Seibert memberikan kecaman kepada Erdogan karena sudah melayangkan kritikan kepada Macron.

Dalam pendapat Seibert, Presiden Perancis sejak 2017 itu hanya mengambil pendekatan tegas atas pembunuhan Samuel Paty dua pekan lalu.

"Terdapat komentar fitnah dan tak bisa diterima, terutama terkait latar belakang pembunuhan guru Perancis Samuel Paty oleh Muslim fanatik," kata Seibert.

"Komentar Presiden Erdogan terhadap Presiden Emmanuel Macron sangat tidak bisa diterima," kata PM Belanda Rutte dalam kicauannya di Twitter.

Rutte menegaskan bahwa "Negara Kincir Angin" mendukung Paris dalam hal "kebebasan berpendapat" dan melawan "ekstremisme dan radikalisme".

Baca juga: Erdogan Minta Warga Turki agar Boikot Produk Perancis

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Twitter juga menyatakan mereka mendukung Paris dalam menegakkan aturan setelah Samuel Paty dibunuh.

Erdogan sendiri sempat menyerukan boikot produk "Negeri Anggur" di Turki, seraya mengeklaim Muslim diperlakukan seperti Yahudi sebelum Perang Dunia II.

Macron menjadi sasaran kritikan dan kecaman setelah Samuel Paty, guru Sejarah dan Geografi, dipenggal saat sedang berjalan pulang ke rumahnya.

Baca juga: Dianggap Menghina Islam, Presiden Perancis Dikecam Umat Kristen di Arab

Paty dibunuh oleh Abdoullakh Anzorov, remaja Chechen berusia 18 tahun yang kemudian ditembak mati oleh polisi yang mengonfrontasinya.

Guru berusia 47 tahun tersebut dipenggal setelah menunjukkan kartun Nabi Muhammad, yang merupakan bagian dari materi kebebasan berekspresi.

Macron dikecam lantaran berjanji untuk tidak menurunkan kartun tersebut, yang berimbas pada seruan boikot di berbagai negara Arab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com