Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Terancam Krisis Nasi Ayam, Efek Larangan Ekspor Malaysia

Kompas.com - 07/06/2022, 14:55 WIB
Krisda Tiofani,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Masyarakat Singapura terancam mengalami "krisis nasi ayam" akibat pelarangan ekspor ayam yang dilakukan oleh pemerintah Malaysia.

Baru-baru ini, Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengumumkan bahwa negaranya akan melarang ekspor ayam hidup ke Singapura per Juni 2022, seperti dilansir CNN.

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah Malaysia ini bertujuan untuk mengatasi kekurangan jumlah ayam hidup, serta melonjaknya harga ayam hidup di Malaysia.

Larangan ekspor ayam hidup Malaysia justru menimbulkan masalah baru di Singapura. Khususnya bagi para penjual dan pencinta nasi ayam.

Pasalnya, nasi ayam singapura yang digadang sebagai Makanan Nasional Singapura merupakan sajian yang terbuat dari potongan ayam berbumbu dan nasi gurih.

Nasi ayam sangat populer di Singapura. Makanan ini disukai oleh banyak orang Singapura dan wisatawan. 

Sejauh ini, nasi ayam singapura kebanyakan dibuat menggunakan ayam impor Malaysia. Jumlah ekspor ayamnya pun tak main-main.

Sekitar 3,6 juta ekor ekor ayam hidup diekspor Malaysia ke Singapura setiap bulannya. Harga per ekornya kira-kira tiga dolar Singapura atau setara Rp 31.000.

Harga ayam hidup per ekor diperkirakan akan naik sekitar satu hingga dua dolar Singapura bila ayam impor Malaysia sudah habis.

Baca juga:

Ilustrasi nasi ayam khas Singapura (Dok. Shutterstock/szefei) Ilustrasi nasi ayam khas Singapura

Keputusan ini sudah didengar para penjual nasi ayam di Singapura. Kebanyakan penjual mengeluh akan kemungkinan naiknya harga ayam hidup.

"Pemasok mengatakan bahwa kami harus bersiap untuk kenaikan harga ayam hidup. Dari mana saya bisa mendapatkan uang untuk membeli 100 ekor ayam? Apakah pelanggan akan menerimanya?" ujar Mohammad Jalehar, salah satu penjual nasi ayam di Singapura.

Penjual ayam hidup di Singapura, Ah Ho, juga menyampaikan hal serupa. Bahkan menurutnya, harga ayam hidup memang sudah melonjak beberapa bulan belakangan.

"Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi bulan depan atau lebih, atau berapa lama kekurangan ini akan berlangsung,"kata Thomas, anak Ho.

Ia lantas berkata, kenaikan harga ayam hidup ini bisa membuat pedagang nasi ayam menyerah dan menutup toko,

Sementara ini, solusi jangka pendek untuk mengatasi kekurangan ayam hidup di Singapura adalah dengan mengimpor ayam beku dari Thailand dan Brasil.

Namun, hal tersebut dianggap sebagai pilihan yang tidak tepat oleh penjual nasi ayam di Singapura.

"Kamu mengharapkan saya untuk memasak nasi ayam menggunakan ayam beku? Rasanya tidak akan enak," ujar Madam Tong, penjual nasi ayam.

"Jika itu masalahnya dan kamu senang dengan kualitas seperti itu, sebaiknya pergi ke Malaysia dan makan nasi ayam di sana," sambung Tong.

Baca juga:

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com